Minum Bekas Minum Nabi Khidr

Kasran (paling kiri)
Telah menceritakan kepadaku, Kasran: Pada suatu waktu di bawah tahun 1990, ketika saya kerap diajak kakek saya ke kediaman H Ijai (Guru Sekumpul), saya ikut dalam perjamuan. Sejumlah habaib, ulama dan murid-murid H Ijai kala itu sedang bercengkrama di ruang tamu.

Tiba-tiba terdengar salam dari pintu yang terbuka. H Ijai dan hadirin menyahut salam tersebut.
Tampak seorang tua yang sekilas seperti seorang pengemis, namun hanya meminta minum. H Ijai lantas menyuruh saya menyerahkan segelas air ke orang tua tersebut.

Begitu selesai meneguk air, orang tua itu mengucap alhamdulillah, dan menyerahkan lagi gelas yang masih ada banyak sisa airnya. Si orang tua mengucap terima kasih dan lalu mohon diri. Saya pun kembali ke tempat semula sambil meletakkan gelas tadi di depan saya. Lalu H Ijai menyuruh saya meminum air tadi. Saya pun meminumnya setegukan, sehingga masih ada sisanya.

H Ijai bersuara bahwa sesiapa yang mau meminum air bekas orang tua tadi dipersilakan. Namun, tampaknya semua hadirin tak beranjak. Entah lah, mungkin karena air tadi bekas orang tua yang tampaknya seperti pengemis. H Ijai sesaat kemudian lalu menyuruh saya untuk menghabiskannya. Karena hormat, saya pun meneguk kembali air itu hingga habis.

Sedikit menghela nafas, H Ijai lalu berbicara apakah hadirin ingin tahu siapa sebenarnya orang tua yang layaknya pengemis tadi. Hadirin pun yang sedari tadi seperti terhipnotis pun lalu mengaminkan ingin tahu siapa sebenarnya orang tersebut. H Ijai berkata bahwa orang tua yang meminta air seteguk itu adalah Nabi Khidr AS. Tanpa dikomando, banyak hadirin yang berebut mengisi air kembali di gelas tersebut. Airnya sendiri sudah saya teguk habis. adi

Komentar