RS Raza Berusaha Optimalkan Pelayanan HD


MARTAPURA - Setiap tahun, pasien gagal ginjal semakin bertambah. Sehingga pelayanan hemodialisa (HD/cuci darah) juga mengalami peningkatan. Namun, peningkatan pasien belum seiring dengan penambahan unit mesin HD yang memang tergolong mahal.

Hal itu terungkap dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan Daerah dan Rakerda Ikatan Perawat Hemodialisis Indonesia Kalselteng di Guest House Sultan Sulaiman, Minggu (5/3) yang diikuti 13 rumah sakit yang ada unit HD. Menurut dr Wahyu, panitia penyelenggara, pertemuan itu membahas bagaimana penanganan pasien gagal ginjal untuk tetap aktif cuci darah.
"Gagal ginjal hampir tak bisa diobati, kecuali dengan terapi cuci darah rutin, dua kali seminggu. Nah, teman-teman kerap menemui adanya pasien yang mangkir menjalani terapi. Sebab, jika tidak aktif menjalani cuci darah bisa berakibat fatal, yaitu meninggal dunia. Tentunya melalui pertemuan ini, kita mengupayakan pendekatan manusiawi kepada keluarga pasien, sehingga pasien diharap tetap aktif menjalani terapi cuci darah," tukas Wahyu.

Diakuinya, unit HD tidak semua rumah sakit punya, sementara pasien cuci darah semakin tahun semakin bertambah dalam artian tidak berimbang. "Mudah-mudahan kabupaten yang belum punya unit HD bisa mengadakannya. Yang belum punya, Banjarbaru, RS Buyasin Pelaihari, Tanbu, RS Pembalah Batung Amuntai, RS Ansyari Saleh Banjarmasin, Pelita Insani Martapura, dan RS Sifa Medika Banjarbaru. Mudah-mudahan tahun ini mereka yang mengadakan unit HD," harapnya.

Dikatakan, gagal ginjal adalah penyakit lanjutan dari hipertensi, kencing manis, dan infeksi saluran kemih. Mencegah gagal ginjal tentunya dengan mengatasi terlebih dahulu penyakit awalnya, serta membudayakan hidup sehat, seperti minum air putih yang cukup, mengkonsumsi buah-buahan dan rajin berolahraga.

Sementara itu, Plh Direktur Utama RS Ratu Zaleha Martapura, dr Eko Subiyanto mengatakan, pihaknya memang memiliki unit HD dengan mengoperasikan 16 mesin HD. Meski demikian, dengan jumlah pasien sebanyak 80-an, tentunya unit HD cukup kewalahan untuk melayaninya. Bahkan, pasien ada yang dari luar Kabupaten Banjar, seperti dari Batulicin dan Pelaihari. Meski demikian, pihaknya akan tetap berusaha optimal memberikan pelayanan terbaik bagi pasien HD. adi


foto:
mb/adi
1. dr Wahyu, panpel Pitda dan Rakerda Ikatan Perawat Hemodialisis Indonesia Kalselteng
2. Suasana Pitda dan Rakerda

 

Komentar