Baramarta Presentasi ke Distam Kalsel



ilustrasi
MARTAPURA - Pihak PD Baramarta melalui tim yang dipimpin Direktur Operasional-nya, Ahmad Sugian Noor (Yayan) melaksanakan presentasi ke Dinas Pertambangan Kalsel di Banjarbaru, Jumat (13/1). Presentasi berkait soal adanya retakan atau amblasan di lahan pertanian warga di Desa Rantau Bakula, Kecamatan Sungai Pinang.

"Tim Baramarta dipimpin Pak Yayan, tadi sudah berangkat ke Banjarbaru untuk memberikan presentase soal tersebut di Distam Kalsel," jelas Manajer Operasional dan Teknik PD Baramarta, Sudirman, mewakil Dirut Baramarta, Teguh.



Menurut pria yang akrab disapa Maman ini, presentasi tersebut sesuai dengan surat dari Distam Kalsel yang meminta penjelasan dari Baramarta berkait keluhan warga di Desa Rantau Bakula, karena sebagian lahan pertaniannya mengalami keretakan atau amblas.

"Tim memberikan penjelasan sesuai dengan kajian teknis yang sudah kami laksanakan beberapa hari lalu, setelah mendapat laporan dari warga sekaligus adanya permintaan penjelasan soal tersebut dari Distam Kalsel," bebernya.

Dikatakan Maman, lokasi yang mengalami retakan atau amblas tersebut memang masuk KP Baramarta. "Lokasi tersebut berada di Blok III KP Baramarta di Sungai Pinang. Amblasan diperkirakan memiliki area seluas setengah hektar.

Namun, dari kajian kami, amblasan tersebut kemungkinan besar bukan akibat aktivitas tambang Baramarta, karena di dekat situ, sudah tidak ada aktivitas tambang. Memang area amblasan yang menurut warga terjadi akhir Desember 2016 berjarak 390 meter dari bibir lubang galian (open field). Namun, aktivitas di sekitar situ hanya tinggal reklamasi dan bakal penghijauan, tak ada aktivitas penambangan Baramarta," tegasnya.

Menurutnya lagi, pengaruh yang mungkin timbul dari tambang sistem open field adalah pergeseran tanah secara horizontal, sementara kasus di Desa Rantau Bakula adalah amblas atau pergerakan tanah secara vertikal. Meski demikian, Maman menolak untuk menuding adanya pihak lain yang kemungkinan berandil menyebabkan amblasan tersebut.

Hanya saja, secara kebetulan, dekat batas KP Baramarta, ada KP milik perusahaan modal asing (PMA) berinisial MMI yang melaksanakan penambangan secara underground atau penambangan bawah tanah.

MMI sendiri dikabarkan juga diminta Distam Kalsel melakukan presentasi sehari sebelumnya, atau Kamis (12/1) lalu. Namun, bagaimana tanggapan MMI belum diketahui. Demikian juga bagaimana penilaian Distam Kalsel dari hasil presentasi baik dari MMI maupun Baramarta, masih belum dikabarkan.

Sebelumnya, sejumlah warga Desa Rantau Bakula, Kecamatan Sungai Pinang mengeluhkan sebagian lahan pertanian mereka mengalami retakan cukup lebar dan panjang. Bahkan, retakan yang terkesan dalam tersebut menyebabkan lahan sulit diairi, mengingat air langsung menghilang  jauh ke dalam tanah. Kondisi ini tentu saja dikhawatirkan mengganggu tingkat kesuburan tanah, di samping berbahaya tentunya. adi


Komentar