MARTAPURA
- KH Khalilurrahman atau Guru Khalil, Bupati Banjar 2016-2021 kepada
wartawan menegaskan dirinya tidak ingin terjebak pada program kerja 100
hari sebagaimana pejabat lain. Ia ingin bekerja dan bekerja saja demi
mewujudkan masyarakat Kabupaten Banjar yang lebih baik dan sejahtera.
"Kalau
ditanya apa program 100 hari, saya tidak ada program 100 hari. Saya
hanya ingin kerja, kerja dan kerja," ucapnya. Baginya, yang terpenting
dalam menjalankan tugas pemerintahan adalah terus bekerja sebaik-baiknya
agar tujuan mensejahterakan masyarakat dan memajukan daerah dapat
tercapai dengan baik.
Ia yang berpasangan dengan H Saidi
Mansyur menambahkan, yang mendesak sekarang adalah penambahan fasilitas
RSUD Ratu Zalecha yang katanya bertipe B namun masih belum memiliki
perlengkapan sebagaimana syarat tipe B. Apalagi sekarang ini sedang
banyak warga terkena sakit, sehingga keberadaan RSUD Ratu Zalecha
benar-benar sangat diperlukan.
"Jangan sampai ada rakyat
miskin yang ingin berobat dan dirawat di rumah sakit ditolak. Mereka
yang miskin tetap harus kita layani. Letakkan mereka di kelas 3. Namun,
kalau sudah di situ jangan dipindah ke kelas di atasnya, kan tadi
mengaku miskin," tukasnya.
Pria yang juga pimpinan Ponpes
Darussalam ini juga mengaku ingin meningkatkan pendidikan di daerah ini.
Menurutnya, muatan lokal di sekolah-sekolah perlu diisi dengan
pendidikan agama dan akhlak. "Kalau tidak diiringi pendidikan agama,
saya khawatir, Kota Serambi Mekkah nanti jadi Kota Seram," ujarnya
dengan tertawa.
Di Kabupaten Banjar sendiri masih menjadi
permasalahan, manakala jumlah guru yang mengajar di perkotaan atau
kecamatan yang dekat pusat kota masih jauh lebih banyak ketimbang
sekolah-sekolah yang tersebar di pelosok-pelosok desa.
Guru
Khalil juga bertekad akan memperbaiki infrastruktur jalan dan jembatan
yang menurutnya masih banyak yang rusak. "Saya berkeinginan, selama saya
memimpin, semua jalan yang belum baik akan mulus semua. Begitu juga
dengan jembatan, harus bagus karena sangat penting bagi masyarakat dalam
mendukung perkembangan ekonominya," ucapnya.
Salah satu
ulama senior ini juga menantang PDAM Intan Banjar untuk mengatasi
kesulitan air bersih di sejumlah wilayah, seperti Kecamatan Aluh-aluh.
Di wilayah ini, air bersih tiada apalagi di musim kemarau. "Warganya
mandi dan mencuci pakai air asin. Kalau buat minum, terpaksa beli dengan
harga yang mahal. Ini perlu jadi pemikiran kita bersama bagaimana
mengatasinya," cetusnya. adi
Komentar