*Sosok Adi Permana
Pambatuan wan Petenis
Siapa sangka, dalam keseharian pambatuan (kolektor-pengusaha batu
permata) asal Bumi Cahaya Selamat (BCS) Martapura Kabupaten Banjar ini, ada
rahasia ‘terpendam’ yang selama ini tidak pernah diketahui kerabatnya sesama pambatuan. Ya, di balik sikap kalem dan
santun pria bernama lengkap Adi Permana ini, ternyata ada segudang prestasti
olahraga yang ditorehkannya di kancah nasional.
Memang, saban hari rekannya di CBS selalu
bercengkrama dengan pria kelahiran Buntok 13 Juni 1976 ini, hanya seputar
batu-batu permata berbentuk cincin yang banyak diburu wisatawan. “Macam-macam,
ada Blue Sapphire, Yakud, Kecubung, Sepah Biduri, hingga yang termahal seperti
Jamrud. Hagranya pun bervariasi dari yang termurah Rp200 ribu hingga yang
termahal Rp2 juta,” urai anak keempat dari 6 bersaudara putra pasangan (alm) H
Ali Basrah dan Maskanah ini saat berbincang dengan penulis.
Kalau mengulas apa yang
disebutkan Adi ini, mungkin bukan hal yang baru lagi di CBS. Yang
mengejutkan justru saat penulis bertandang ke kediaman Adi di Sekumpul
Martapura. Sederet medali dan piala, tersusun rapi di ruang tamu suami dari Henny dan ayah dari
3 putra ini. Rekam jejak prestasinya itu ternyata banyak didominasi cabang olahraga
tenis lapangan. Sebut saja prestasti tingkat nasional ditorehkannya dalam ajang
Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) VIII 2005 di Pekanbaru, Riau dengan
menyabet 1 medali perunggu di nomer beregu, disusul pada ajang Porwanas IX 2007
di Samarinda, Kaltim dengan meraih 2 medali, perak dan perunggu di nomer tunggal dan
ganda, serta terakhir 1 medali perunggu di ajang Porwanas XI 2013 Kalsel. “Alhamdulillah, untuk cabang tenis
tingkat nasional, sudah terkumpul 4 medali. Masih penasaran biar bisa menyabet
medali emas pada porwanas akan datang,” harap pria yang juga aktif sebagai
wartawan SKH Mata Banua ini.
Lalu siapa yang selama ini
menjadi influence Adi saat berlaga di
lapangan rumput maupun tanah liat tersebut?. “Selain idola, karakter bermain saya
tak ubahnya seperti John Mc Enroe
saat saat berlaga di lapangan rumput maupun tanah liat tersebut?. “Selain
idola, karakter bermain saya tak ubahnya seperti John Mc Enroe saat di
lapangan. Ingat lho, karakter ini
hanya di lapangan, dan memang saya urakan, cepat emosi, suka protes, namun
setiap akhir pertandingan saya jamin selalu sportif, saya selalu hormat kepada
lawan yang memenangkan pertandingan,” ucap petenis dengan style pukulan forehand spin ini.*****(Haji Arief)
Komentar