***H Arief
Wartawan Pekerja Keras***
Pria yang
lahir di Banjarmasin, 11 April 1979 dikenal wartawan lainnya sebagai wartawan
pekerja
keras. Pria berkacamata tebal ini aktif di partai politik, klub otomotif,
bahkan
aktif
membesarkan PWI Kalsel melalui kegiatan biliarnya.
Arief dapat
dimaklumi demikian, karena karakternya itu terbentuk dari sikap hidup ayahnya,
Husaini yang
sejak dulu dikenal warga sebagai pekerja ulet, tak mudah putus asa.
Dari usahasang ayah
yang cuma tukang cat, sampai akhirnya memiliki travel perjalanan umrah dan
haji. Sekarang pun, ayahnya aktif di
DPRD Kalsel.
"Beliau
panutan saya, bagaimana menghadapi hidup, agar tidak mudah menyerah meski
sempat terjatuh (bangkrut). Beliau
hampir tak pernah bapapadah (nasihat) dengan mulut, tetapi beliau memberi contoh dari perbuatan beliau
yang giat dan tak mudah putus asa," tukasnya.
Arief yang
berbintang Aries ini berprinsip hidup harus seimbang. Kalaupun sibuk dalam
dunia, namun
kegiatan ibadah pun tak boleh dilupakan. Uniknya, meski berpenampilan trendi
dan modis, dan hafal sejumlah lagu Barat, H Arief ini ternyata suka menggelar
pengajian di rumahnya kawasan Jl Jafri Zam-zam Kompleks DPRD.
"Bila
ada hajat dan hari kelahiran, saya lebih senang mengundang anak yatim dan
grup
maulidan.
Sebab, syair dan tabuhan terbang yang intinya memuji Nabi Muhammad SAW itu
begitu indah. Dan mudah-mudahan dengan berkat Nabi itu, segala hajat kita
mengandung berkah," ulasnya.
Suami
Nurmiyati (35) ini dalam keseharian hidup rukun. "Kami berdua kebetulan
memiliki
kesamaan
pola pikir yakni open minding, keterbukaan dan meliha segala persoalan secara
objektif,"
bebernya. Alhasil, meski sang istri juga memiliki kesibukan, Arief bisa secara
bijaksana
mempersilakannya. Begitu pula sebaliknya, Arief yang memiliki segudang kegiatan
di samping
kewartawanan, bisa enak menjalaninya, tanpa harus direcoki sang istri.
"Alhamdulillah
istri saya sangat mengerti kegiatan saya. Bagaimana kita pulang larut malam
karena tugas
di media, istri saya sudah maklum dan memahaminya," jelasnya.
Pria kekar
yang memiliki tujuh saudara ini juga dikenal pemurah karena suka mentraktir
rekan
lainnya kala nongkrong di warung, menunggu peliputan. Menurutnya, harta tak
akan
dibawa mati,
sehingga jika bisa bermanfaat untuk orang lain, H Arief dengan senang hati
melakukannya.
Di klub
otomotif sesama penggemar mobil BMW, H Arief kerap bersama anggota lainnya
melaksanakan bakti sosial seperti menyumbang uang untuk korban kebakaran.
Baginya, peduli kepada sesama yang sedang menderita sangat penting
dikembangkan, mengingat rasa kebersamaan dan kegotongroyongan di masyarakat
saat ini sudah mulai luntur.
“Saya sering
melihat, ayah sering menyisihkan sebagian rezekinya kepada tetangga atau orang
lain yang kebetulan sedang kesusahan. Meski beliau tidak membilangi kami, namun
sikap hidup ayah itu terus membekas dalam ingatan saya, sehingga saya pun
mencontoh hal yang bagi saya sangat luar biasa itu,” imbuh pria yang suka
tampil necis ini.
Keunggulan H
Arief dibanding rekan wartawan lainnya, ia begitu mudah bergaul dengan siapa
saja. Bahkan, kepada sejumlah pejabat, H Arief begitu luwes sehingga mudah
diterima. Maka tak heran, jika ada kegiatan wartawan, semisal even biliar, ia
mudah memperoleh sokongan dana dari pengusaha atau pejabat yang ikhlas menjadi
sponsor kegiatannya.
“Mungkin
karena ini, Ketua Siwo PWI Kalsel mempercayakan saya jadi koordinator cabang
olahraga biliar,” cetusnya sambil tertawa lebar.
Penyuka
musik ini juga dikenal pemaaf meski ada hal yang kurang mengenakkan. “Allah
saja Maha Pengampun, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mudah memberi
maaf kepada orang lain,” tambahnya.
Akhirnya,
meski profesi sebagai wartawan menurut H Arief bukan halangan baginya untuk
bisa berbuat lebih untuk masyarakat. Baginya, sumbangsih kepada masyarakat
tidak hanya hak orang-orang kaya, pejabat atau pengusaha, karena menjadi
wartawan pun banyak hal yang bisa dilakukan. “Misalnya menyuarakan aspirasi
masyarakat bawah juga bagian kebaikan wartawan,” ujarnya diplomatis.(adi permana)
Komentar