Mau Nikah, Khatam Qur'an Dulu


MARTAPURA - Tekad Kesultanan Banjar mengangkat lagi budaya lama Banjar yakni khataman Qur'an patut didukung semua pihak, sebab ini mengandung kearifan lokal yang bernilai tinggi, bahkan untuk generasi sekarang maupun masa depan.

Sebagai bagian dari Milad ke-510 Kesultanan Banjar, juga digelar acara Khataman Qur'an di Mahligai Sultan Adam di mana peserta utamanya adalah pengantin baru Pangeran Dhia Hidayat dan Putri Halida Rachmawati binti Prof Laode M Kamaludin, Jumat (31/10).

Pembacaan kalam Ilahi dimulai Pangeran Dhia Hidayat dengan membaca surah Dhuha, kemudian disambung lagi membaca surah berikutnya oleh sang istri tercinta. Demikian secara selang-seling keduanya membaca surah-surah juz terakhir Qur'an.

Tiap ayat terakhir surah, ratusan hadirin, terdiri dari pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, pimpinan DPRD Banjar, para kepala SKPD, alim ulama, santri dan undangan lainnya membaca secara bersama-sama sehingga terasa begitu khidmat.

Sultan H Khairul Saleh beserta Permaisuri Hj Raudatul Jannah tampak haru dan bangga putra mereka begitu lancar membaca surah surah yang harus dibaca dalam acara khataman itu. Acara itu ditutup dengan doa oleh KH Khairani Ideris.

Barulah panitia membagi-bagikan bahadarat, yakni semacam penganan atau kue-kue khas Banjar. Dengan alasan ingin mengambil berkah acara khataman itu, ibu-ibu undangan berdesakan untuk memperebutkan penganan khas Banjar itu, sehingga membuat hadirin menjadi tersenyum. Pengantin baru, yakni Pangeran Hidayat dan Putri Halida pun ikut gembira karena telah melalui prosesi khataman dengan lancar. Keduanya akan disandingkan lagi dalam resepsi di Hotel Aston, Gambut, Minggu (2/11) ini.

"Kami merasa berbahagia karena putra kami telah melangsungkan serangkaian prosesi adat Banjar dengan lancar dan selamat, mulai balulur, badudus, hingga khataman Qur'an ini. Ini merupakan peninggalan para orangtua yang penuh kearifan. Dan Kesultanan Banjar merasa bertanggung jawab untuk memelihara serta memasyarakatkan kembali budaya Banjar ini. Dulu, kalau belum lancar dan khatam Qur'an maka belum boleh nikah," katanya sambil tertawa.

Sementara besan Sultan, Prof Laode Kamaludin sangat mengapresiasi serangkaian prosesi adat Banjar yang menurutnya harus dihidupkan lagi. "Akulturasi adat dan agama Islam di daerah Banjar menghasilkan perpaduan yang selaras dan ini patut dipertahankan, karena banyak mengandung filosofi luhur," tukasnya. adi

Komentar