Tahlil Nasyid Menggema Di Kubah Abah Anang


CINTA - Sejumlah jamaah mencium nisan makam Abah Anang sebagai tanda cinta.



MARTAPURA - Tahlil yang dilantunkan secara nasyid di kubah KH Anang Djazouy Seman atau Abah Anang, Kompleks Pangeran Antasari, Martapura, Sabtu (13/9) malam menggema bahkan mampu menggetarkan sanubari mereka yang larut dan khusyuk memuji kebesaran dan mengesakan Allah.



Prosesi tahlilan ini merupakan bagian peringatan ketiga wafatnya Abah Anang, seorang ulama kharismatik Martapura yang juga mantan Mufti Kesultanan Banjar. Tahlilan yang dipimpin KH Syaifuddin Zuhri ini juga dihadiri Bupati Banjar sekaligus Sultan Banjar, Sultan H Khairul Saleh, Walikota Banjarbaru Ruzaidin Noor, para habaib, ulama dan guru-guru agama serta 1.500-an jamaah kaum muslimin.

"Kami mewakili keluarga besar almarhum Abah Anang, mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran bapak ibu sekalian pada acara ini. Juga ucapan terima kasih tak terhingga atas bantuan dan dukungan para pihak, terutama Bupati Banjar yang sudah membantu kegiatan ini sehingga bisa berlangsung dengan baik dan lancar.

Semoga Allah SWT membalas semua amal baik bapak ibu sekalian dengan sebaik-baik balasan," ucap Fauzan Asniah, tokoh pemuda Martapura yang mewakili keluarga almarhum.

Fauzan Asniah pun memohon ampun dan maaf kepada para hadirin jika penyelenggaraan haul tersebut ada kekurangan dan ketidaknyamanan. "Semoga kita semua memperoleh keberkahan berkat menghadiri haul Abah Anang yang sama-sama kita cintai ini," tutupnya seraya disambut 'aamiin' oleh ribuan hadirin. Selepas acara, hadirin disuguhkan makanan nasi samin dan nasi salik sebagaimana adat kebiasaan suguhan dalam acara haul aulia Allah di Tanah Banjar.

Salah seorang jamaah wanita, Anti mengaku mengagumi sosok Abah Anang yang begitu ramah dan santun kepada siapa saja. "Yang masih teringat pesan beliau adalah agar kita dalam hidup ini jangan bergantung kepada makhluk karena makhluk bisa mati. Beliau mengarahkan agar kita berpegang kepada Yang Maha Hidup, yakni Allah SWT yang tak akan pernah mati,"  kenangnya.

Abah Anang yang lahir di 8 Desember 1936 di Martapura dan wafat 14 Oktober 2011 ini memiliki karamah tersembunyi. Dalam suatu riwayat, KH Syarwani Abdan atau Guru Bangil berpesan kepada seorang muridnya agar sekembalinya dari Bangil, Jatim supaya menyampaikan kepada Abah Anang agar mau memotong rambutnya yang gondrong. Semasa muda memang Abah Anang kerap eksentrik, dengan rambut gondrong plus wajahnya yang ganteng.

Sesampainya murid Guru Bangil ini di rumah ulama keturunan kelima Syaikh Muhammad Arsyad Al Banjari ini, kaget. Sebab belum sempat ia mengetuk pintu, Abah Anang sudah membukakan pintu rumahnya seraya berucap, "Model seperti inikah yang diinginkan guru kamu," tanyanya seraya memperlihatkan rambutnya yang sudah dipotong pendek rapi. Murid Guru Bangil itu pun hanya terperangah tak bisa lagi berkata-kata.

Pernah juga Gt Surya yang kerap berkhaddam di kediaman Abah Anang diperlihatkan kejadian menakjubkan. "Kala itu saya penasaran ingin sekali melihat karamat beliau. Saya pun memberanikan diri memohon kepada beliau agar mau meyakinkan saya. Keinginan ini bukan karena saya tidak percaya akan kewalian beliau. Beliau tersenyum dan tak lama langsung terbang hingga melebihi pohon kelapa. Belum selesai kekaguman saya, beliau lalu turun lagi ke tanah laksana Superman," kisahnya. adi

 

Komentar