MARTAPURA
- Sejumlah orang tertipu oleh perbuatan seorang warga bernama Ahmad
Supian, warga Martapura yang mengaku sebagai Habib Ahmad. Parahnya,
dalam modus operandinya, dia membawa nama Guru Sekumpul.
Alhasil, murid Guru Sekumpul di dalam regol Sekumpul dibuat
geram. Namun, beruntung nasib baik habib palsu itu tidak buruk, karena
hanya dimintai pertanggunganjawab agar mengembalikan uang para
korbannya.
Salah satu korban, sebut saja Fulanah, warga Banjarbaru sebelum
Ramadhan, sempat menyerahkan uang Rp60 juta kepada habib palsu ini
karena tergiur bujuk habib palsu yang menghadiahkan dua benda berharga,
cincin zamrud dan engkel yang kata oknum sebagai milik Guru Sekumpul.
"Saya percaya kalau dia sebagai habib. Kemudian, dia
menawarkan cincin dan engkel yang katanya milik peninggalan Guru
Sekumpul. Barang itu sengaja dihadiahkan atas keinginan "Bu Lela" yang
belakangan ternyata juga bohongan," cetus Fulanah.
"Cincin dihargai Rp45 juta dan engkel Rp15 juta. Saya cepat
saja memberikan uang demi mendapatkan benda peninggalan Guru Sekumpul
yang menurut saya sangat berharga," kisahnya.
Belakangan, setelah dicek, ternyata tidak pernah Bu Lela (istri almarhum) pernah menyuruh oknum menjual peninggalan almarhum.
Amat Depag, khaddam Sekumpul juga menyayangkan perilaku oknum
yang sudah "menjual" nama Guru Sekumpul untuk kepentingan pribadi dan
bahkan menipu orang banyak. Ia meminta warga agar berhati-hati jika menemui orang yang membawa-bawa nama Guru Sekumpul dengan menawarkan barang atau benda yang diklaim oknum itu sebagai peninggalan Guru Sekumpul. "Menurut Bu Lela, tak ada benda berharga yang adalah peninggalan almarhum dijual apalagi untuk kepentingan mushalla, tidak ada. Kepada warga yang menemui hal yang mencurigakan supaya konfirmasi dulu ke Sekumpul, supaya tidak tertipu dengan oknum yang bertanggung jawab," harapnya.
Disinyalir, pedagang emas, Muad
dan juga pengusaha Bakso Batuah ikut tertipu ulah oknum dan mengalami
kerugian ratusan juta rupiah.
Oknum ketika diwawancarai mengakui terus terang perbuatannya.
"Saya kepepet karena butuh dana banyak untuk operasi anak keempat saya
yang mengalami dempet kemaluan dan pantat di Kandangan. Karena susah
mendapat pinjaman, akhirnya saya melakukan ini," katanya dengan memelas.
adi
Komentar