Puluhan Ribu Orang Merasa Kehilangan Guru Bakrie


foto: IjuUss ReEweell 

foto: Akku Mr'zainal Kosongduapuluh

WAFATNYA salah seorang ulama berpengaruh di Kalsel, Al 'alimul fadhil KH Ahmad Bakrie bin KH Imanuddin atau Guru Bakrie pada Jumat (1/2) malam sekitar pukul 21.35 Wita di RSUD Ulin Banjarmasin meninggalkan duka mendalam. Puluhan ribu warga dari berbagai penjuru ikut
mengantarkan jenazahnya ke persitirahatan terakhir di Kompleks Ponpes Mursyidul Amin, Desa Makmur, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Sabtu (2/2) sore, bertepatan adzan shalat Ashar.

Menjelang sore itu, lebih 2 Km jalan desa menuju pemakaman macet, karena disesaki mobil, sepeda motor maupun pejalan kaki. Mereka sama ingin menunjukkan ikut berduka dan berbelasungkawa atas wafatnya salah satu murid utama al-‘Ālim al-‘Allāmah al-‘Ārif billāh as-Syaikh Maulana Muhammad Zaini bin al-‘Ārif billāh Abdul Ghani atau Guru Sekumpul.

Bupati Banjar Sultan H Khairul Saleh, para pejabat lainnya ikut berbaur dengan ribuan jamaah lainnya khusyuk melaksanakan shalat jenazah.

Selepas shalat jenazah, maka tibalah saat ribuan jamaah berebut mengangkat jenazah menuju peristirahatan terakhirnya. Petugas keamanan
dari Banser NU sempat kewalahan menenangkan ribuan jamaah yang berebutan sekadar mengambil berkah ulama yang terkenal blak-blakan menyampaikan kebenaran agama Islam ini, meski terkadang kocak.

Tepat adzan Ashar, jenazah suami dari Hj Rukayah dan ayah dari lima putra putri, H Muhammad Rasyid, Hj Siti Zafirah, H Muhammad Samman,
Muhammad Hasan dan Muhammad Saukan dimasukkan ke liang lahat.

Ribuan santri Ponpes Mursyidul Amin yang adalah asuhan beliau pun terlihat sendu melepas ulama ini. Beberapa bahkan tak kuasa menitikkan air mata.

"Saya sengaja datang dari Banjarmasin untuk melepas kepergian beliau. Saya terkesan dengan beliau yang kerap menyampaikan ceramah agama di Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, setiap malam Sabtu. Saya dan jamaah lainnya tentu merasa sangat kehilangan. Sebulan terakhir, beliau tak aktif karena sakit, namun jadwal pengajian di Sabilal diisi oleh
anak beliau (H Muhammad Rasyid)," ujar seorang peziarah yang minta namanya tak usah disebutkan.

Talqin mayit dilaksanakan oleh beberapa ulama, bahkan dilakukan sendiri oleh anak almarhum, H Muhammad Rasyid. Menurut sejumlah jamaah, wajah
dan suara Muhammad Rasyid begitu mirip dengan almarhum, sehingga diharapkan anak almarhum ini menjadi penerus perjuangan almarhum di bidang agama.

Anak almarhum ketika menalqinkan ayahndanya begitu khidmat, hingga tersendat-sendat menahan haru. Ribuan jamaah pun begitu larut dan khusyuk mengaminkan doa. Selepas acara penalqinan, ribuan jamaah
langsung berhamburan demi memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum atau sekadar mengambil foto dengan kamera handphone, sehingga
tepian pusara begitu sesak.

Salah satu santri, IjuUss ReEweell yang sempat mengabadikan foto
almarhum begitu kagum karena wajah almarhum begitu damai dan seolah tersenyum (lihat hasil jepretan IjuUss ReWeell yang dirilis dalam gruop facebook Jamaah ABAH GURU SEKUMPUL). Menurutnya, ia sangat beruntung
bisa mengabadikan wajah almarhum yang seolah-olah pergi dengan senyuman yang manis menyambut rahmat Allah SWT.

Begitu juga jepretan Akku Mr'zainal Kosongduapuluh yang dirilis di Jamaah ABAH GURU SEKUMPUL menggambarkan begitu banyaknya pelayat yang
ingin memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum di rumah duka di
Kompleks Lutfia Gambut.





Komentar