mb/ist
BATU PERTAMA - Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya
pembangunan Istana Intan di Martapura, Jumat (23/11).
MARTAPURA - Raja Muda Kesultanan Banjar H Pangeran Khairul Saleh disaksikan para bangsawan Kesultanan Banjar, pejabat
penting dan tokoh ulama, habaib serta ratusan undangan lainnya melakukan peletakan batu pertama pembangunan Istana
Kesultanan Banjar yang diberi nama Istana Intan di Martapura, Jumat (23/11).
Begitu Pangeran Khairul membacakan "Bismillah" sebagai tanda peresmian dimulainya pembangunan Istana Intan, ratusan
hadirin bertepuk tangan sebagai pertanda gembira bahwa tak lama lagi, Kota Martapura akan memiliki icon baru, yakni Istana
Intan yang menjadi Istana atau Keraton Kesultanan Banjar.
Keraton Kesultanan Banjar dalam sejarahnya berpindah-pindah, mulai dari Kuin ketika dipimpin Sultan Suriansyah
sebagai raja yang pertama, hingga dipindah ke Martapura, sebelum akhirnya diluluhtantakkan penjajah Belanda pada sekitar
1860 atau hampir bersamaan dengan Perang Banjar.
Praktis, Kesultanan Banjar tidak memiliki warisan istana. Sementara sebagian kesultanan lain di Bumi Nusantara,
masih ada peninggalan istana atau keratonnya.
Menurut Pangeran Khairul Saleh yang juga Bupati Banjar, peletakan batu pertama Istana Kesultanan Banjar ini
merupakan momen penting dalam perjalanan sejarah Kesultanan Banjar di masa kini dan akan datang. Di sepanjang sejarah,
Kesultanan Banjar memiliki wibawa yang luas di Bumi Nusantara.
Dikatakan, kebangkitan kembali Kesultanan Banjar telah mendapat pengakuan dari kesultanan lain baik, lokal, regional
maupun internasional. Kebanggaan terhadap Kesultanan Banjar tidak cukup dengan melalui situs-situs benda bersejarah yang
mulai lapuk dimakan usia, namun juga melalui pelestarian tradisi, adat istiadat dan situs-situs budaya.
Pembangunan Istana Kesultanan Banjar sebagaimana keraton-keraton lainnya di Nusantara adalah merupakan salah satu upaya
"melestarikan warisan budaya serta revitalisasi budaya yang menegaskan bahwa Martapura sebagai Kota Pusaka," ujarnya. Bahkan
Kota Martapura sudah lama dikenal sebagai Serambi Mekkah-nya Kalimantan, berkat Kesultanan begitu membina dengan baik
pendidikan agama bagi warganya. Ulama terkenal hingga ke manca negara seperti Datu Kalampayan adalah salah satu aset
berharga yang dibina Kesultanan dengan jalan dibiayai pendidikannya hingga ke Mekkah dan Madinah.
"Istana ini dinamanakan Istana Intan, sebagai simbol pengawal kebudayaan yang ikut serta dan berperan aktif
membentuk moral generasi penerus masyarakat Banjar yang berbudi luhur, santun dan beradab sesuai dengan norma-norma budaya
dan tradisi Banjar di tengah arus globalisasi yang semakin deras dewasa ini," harap Pangeran Khairul. adi
BATU PERTAMA - Raja Muda Kesultanan Banjar Pangeran Khairul Saleh melakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya
pembangunan Istana Intan di Martapura, Jumat (23/11).
MARTAPURA - Raja Muda Kesultanan Banjar H Pangeran Khairul Saleh disaksikan para bangsawan Kesultanan Banjar, pejabat
penting dan tokoh ulama, habaib serta ratusan undangan lainnya melakukan peletakan batu pertama pembangunan Istana
Kesultanan Banjar yang diberi nama Istana Intan di Martapura, Jumat (23/11).
Begitu Pangeran Khairul membacakan "Bismillah" sebagai tanda peresmian dimulainya pembangunan Istana Intan, ratusan
hadirin bertepuk tangan sebagai pertanda gembira bahwa tak lama lagi, Kota Martapura akan memiliki icon baru, yakni Istana
Intan yang menjadi Istana atau Keraton Kesultanan Banjar.
Keraton Kesultanan Banjar dalam sejarahnya berpindah-pindah, mulai dari Kuin ketika dipimpin Sultan Suriansyah
sebagai raja yang pertama, hingga dipindah ke Martapura, sebelum akhirnya diluluhtantakkan penjajah Belanda pada sekitar
1860 atau hampir bersamaan dengan Perang Banjar.
Praktis, Kesultanan Banjar tidak memiliki warisan istana. Sementara sebagian kesultanan lain di Bumi Nusantara,
masih ada peninggalan istana atau keratonnya.
Menurut Pangeran Khairul Saleh yang juga Bupati Banjar, peletakan batu pertama Istana Kesultanan Banjar ini
merupakan momen penting dalam perjalanan sejarah Kesultanan Banjar di masa kini dan akan datang. Di sepanjang sejarah,
Kesultanan Banjar memiliki wibawa yang luas di Bumi Nusantara.
Dikatakan, kebangkitan kembali Kesultanan Banjar telah mendapat pengakuan dari kesultanan lain baik, lokal, regional
maupun internasional. Kebanggaan terhadap Kesultanan Banjar tidak cukup dengan melalui situs-situs benda bersejarah yang
mulai lapuk dimakan usia, namun juga melalui pelestarian tradisi, adat istiadat dan situs-situs budaya.
Pembangunan Istana Kesultanan Banjar sebagaimana keraton-keraton lainnya di Nusantara adalah merupakan salah satu upaya
"melestarikan warisan budaya serta revitalisasi budaya yang menegaskan bahwa Martapura sebagai Kota Pusaka," ujarnya. Bahkan
Kota Martapura sudah lama dikenal sebagai Serambi Mekkah-nya Kalimantan, berkat Kesultanan begitu membina dengan baik
pendidikan agama bagi warganya. Ulama terkenal hingga ke manca negara seperti Datu Kalampayan adalah salah satu aset
berharga yang dibina Kesultanan dengan jalan dibiayai pendidikannya hingga ke Mekkah dan Madinah.
"Istana ini dinamanakan Istana Intan, sebagai simbol pengawal kebudayaan yang ikut serta dan berperan aktif
membentuk moral generasi penerus masyarakat Banjar yang berbudi luhur, santun dan beradab sesuai dengan norma-norma budaya
dan tradisi Banjar di tengah arus globalisasi yang semakin deras dewasa ini," harap Pangeran Khairul. adi
Komentar