GELAR - Sultan Banjar Yang Mulia Sultan Khairul Saleh menyematkan tanda kehormatan dan menganugerahkan gelar kehormatan dari Kesultanan Banjar kepada para tokoh yang berdedikasi tinggi melestarikan budaya dan mengayomi masyarakat Banjar di Gedung
Dekranasda Banjar, Minggu (25/11).
BERSAMA - Sultan Banjar Yang Mulia Sultan Khairul Saleh bersama Permaisuri Hj Raudatul Jannah berfoto bersama dengan para tokoh penerima gelar kehormatan dari Kesultanan Banjar di Gedung Dekranasda Banjar, Martapura, Minggu (25/11).
MARTAPURA - Pertengahan 2010 lalu dalam Milad ke-506 Kesultanan Banjar, Gusti Khairul Saleh yang adalah Bupati Banjar
dianugerahi gelar Pangeran dan dipercaya memangku jabatan Raja Muda Kesultanan Banjar. Dua tahun kemudian dengan menimbang jasa-jasanya yang berusaha keras menampilkan kembali darjah dan marwah urang Banjar beserta adat istiadat, tradisi dan budayanya, maka Dewan Mahkota Kesultanan Banjar melalui ketuanya Pangeran Rusdi Effendi AR mengukuhkan Pangeran Khairul Saleh sebagai Sultan Khairul Saleh sekaligus sebagai Sultan Banjar era milenium.
dianugerahi gelar Pangeran dan dipercaya memangku jabatan Raja Muda Kesultanan Banjar. Dua tahun kemudian dengan menimbang jasa-jasanya yang berusaha keras menampilkan kembali darjah dan marwah urang Banjar beserta adat istiadat, tradisi dan budayanya, maka Dewan Mahkota Kesultanan Banjar melalui ketuanya Pangeran Rusdi Effendi AR mengukuhkan Pangeran Khairul Saleh sebagai Sultan Khairul Saleh sekaligus sebagai Sultan Banjar era milenium.
Pengukuhan tersebut disampaikan di depan para bangsawan, tamu kehormatan, para pejabat dan para alim ulama di Gedung Dekranasda Banjar Jl A Yani Martapura, Minggu (25/11) kemarin melalui acara yang khidmat. Menurut Pangeran Rusdi Effendi yang juga adalah tokoh Pers Kalsel, Dewan Mahkota Kesultanan banjar memandang bahwa dedikasi Khairul Saleh dalam menyatukan para bangsawan, terus upaya menghidupkan kembali adat istiadat, tradisi, budaya dan kehormatan warga Banjar layak dibalas dengan penganugerahan dan pengukuhan Khairul Saleh sebagai Sultan Banjar. Dengan demikian, gelar Raja Muda telah ditingkatkan dan didefinitifkan menjadi Sultan Banjar.
Menurut Pangeran Rusdi, pengukuhan Sultan Banjar ini dipandang sangat penting dan mendesak dalam rangka kepentingan yang lebih luas, yakni mengangkat kehormatan warga Banjar yang memiliki simbol pemersatu kebudayaan, sejajar dengan tradisi maupun budaya suku bangsa lainnya di Bumi Nusantara, di mana di Indonesia juga telah ada 100-an kesultanan/kerajaan yang diakui pemerintah pusat sebagai warisan budaya dan kearifan lokal yang tak ternilai harganya.
Yang Mulia Sultan Khairul Saleh dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Dewan Mahkota Kesultanan Banjar, maupun semua pihak yang telah memberikan kepercayaan yang menurutnya berat dan mau tak mau harus dijunjung tinggi tersebut.
"Kesultanan Banjar berada di garis paling depan untuk membentuk karakter anak cucu warga Banjar yang berbudi luhur dan berdaya hebat di antara suku bangsa lainnya di Nusantara," ucapnya.
Ditambahkan, Milad ke-508 Kesultanan Banjar merupakan momentum jihad budaya yang diharapkan bisa menjadi spirit
masyarakat Banjar untuk menghargai budayanya sendiri yang luhur (adiluhung) lagi takzim keopada ajaran Islam.
masyarakat Banjar untuk menghargai budayanya sendiri yang luhur (adiluhung) lagi takzim keopada ajaran Islam.
"Untuk mengangkat marwah masyarakat Banjar tak ada jalan lain selain membangkitkan kembali adat-istiadat, tradisi dan budaya yang penuh dengan tatakrama, sopan santun diiringi nilai-nilai religius (Islami)," tegasnya.
Menurutnya, pelaksanaan Milad Kesultanan Banjar akan slalu dibarengi dengan Festival Muharram agar masyarakat Banjar
memiliki identitas yang kokoh dan mencintai Tahun Baru Islam, bukan seperti sekarang hanya kenal dengan Tahun Baru Masehi.
memiliki identitas yang kokoh dan mencintai Tahun Baru Islam, bukan seperti sekarang hanya kenal dengan Tahun Baru Masehi.
Sultan Khairul Saleh juga berkenan menganugerahi gelar-gelar kehormatan kepada para tokoh yang dipandang telah berjasa melestarikan budaya Banjar, juga tokoh yang berjasa mengayomi warga Banjar di perantauan. Sultan Banjar juga membnerikan hadiah kepada para pemenang desain Istana Intan yang kelak akan dipakai sebagai masterplan pembangunan Istana Kesultanan Banjar.
Sebelumnya, pada Sabtu (24/11) bertepatan dengan 10 Muharram 1434 H adalah suatu momen yang sangat membahagiakan bagi
ummat Islam sedunia, hari ini dikenal dengan Hari Asyura yang menjadi salah satu titik kemuliaan bulan Muharram. Dalam
beberapa riwayat, Tanggal 10 Muharram menjadi salah satu dimana berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi,
diantaranya Allah menerima taubat Nabi Adam AS atas kesalahan yang menyebabkan diturunkan ke bumi.
ummat Islam sedunia, hari ini dikenal dengan Hari Asyura yang menjadi salah satu titik kemuliaan bulan Muharram. Dalam
beberapa riwayat, Tanggal 10 Muharram menjadi salah satu dimana berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi,
diantaranya Allah menerima taubat Nabi Adam AS atas kesalahan yang menyebabkan diturunkan ke bumi.
Sedemikian banyak keistimewaan yang terjadi namun yang paling penting adalah bulan dimana Tahun Baru Hijriah dimulai, tahun barunya umat Islam. Kesultanan Banjar memaknai ini sebagai titik dimana Kesultanan Banjar bangkit dari tidur panjangnya untuk menggapai kemuliaan bersama seluruh rakyat di jalan budaya.
Meraih berkah Allah SWT dengan mempertahankan tradisi leluhur serta mematri ajaran Islam dalam detik jantung kebudayaan. Agama Islam serta akhlak budi dan daya luhur adalah syahadat budaya yang menjadi komitmen Kesultanan Banjar.
Sultan Banjar, Yang Mulia Sultan Khairul Saleh selaku pemegang amanat penerus Kesultanan Banjar mengajak seluruh masyarakat untuk bersama membangkitkan dan melestarikan tradisi Bubur Asyura sebagai alat persatuan.
“Betapa indahnya melihat seluruh kita berbahagia dalam persatuan, kerahmanan dan kerahiman. Ulun yakin apabila ini terus kita bina tidak ada perpecahan antara kita,” tandas Sultan Banjar saat membuka acara Asyura Kesultanan Banjar, Sabtu (24/11) pagi tadi bertempat di Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura.
Peringatan Hari Asyura ini merupakan rangkaian Milad Kesultanan Banjar ke-508, Sultan Banjar dan seluruh kerabat Kesultanan bertekad untuk tetap istiqomah pada perjuangan membangkitkan dan mempertahankan kebudayaan banjar yang luhur.
Dengan harapan anak cucu kita nanti menjadi generasi yang berbudi luhur dan berdaya hebat dalam mengarungi kehidupan modern yang semakin global.
Milad ke-508 ini dimaknai tema “Menjunjung Marwah Kukuhkan Kejayaan” sebagai pertanda langkah tegas Kesultanan Banjar
di ranah budaya. Sultan Khairul Saleh merasa kegiatan-kegiatan rangkaian milad ini belum dapat memenuhi kehausan masyarakat
terhadap tuntutan kerja budaya. Namun Raja Muda Sultan Banjar ingin menunjukkan bahwa Kesultanan Banjar berikhtiar
sungguh-sungguh dalam kerja budaya yang dirintis selama dua tahun ini.
di ranah budaya. Sultan Khairul Saleh merasa kegiatan-kegiatan rangkaian milad ini belum dapat memenuhi kehausan masyarakat
terhadap tuntutan kerja budaya. Namun Raja Muda Sultan Banjar ingin menunjukkan bahwa Kesultanan Banjar berikhtiar
sungguh-sungguh dalam kerja budaya yang dirintis selama dua tahun ini.
”Sejak awal seluruh masyarakat ulun undang beramai-ramai menyaksikan dan mengikuti Even tahunan ini. Karena sejatinya
ini bukan even Kesultanan tapi even milik masyarakat Banjar,” pungkasnya.
ini bukan even Kesultanan tapi even milik masyarakat Banjar,” pungkasnya.
Acara ini juga dihadiri Wakil Bupati Banjar Drs H Ahmad Fauzan Saleh, Menkokesra Prof Drs Yudian Wahyudi, Staf Ahli Menteri Agama RI Prof Dr Nanat Nasir, Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintah Nispuani, Ketua BKPRMI Pusat, Ketua BKPRMI Kalsel, Muspida Kabupaten Banjar, Wakil Walikota Tual Propinsi Maluku Adam Narayana, seluruh Kepala SKPD, Camat dan turut hadir ketua
PMI Kabupaten Banjar Mawardi Abbas. adi
PMI Kabupaten Banjar Mawardi Abbas. adi
Komentar