Banjar Tetap Waspada HIV/AIDS



MARTAPURA - Meski tidak banyak ditemukan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Banjar, namun Komite Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Banjar tetap waspada dan melakukan

serangkaian sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya penyakit ini dan cara efektif menghindarinya. Ketua KPAD Kabupaten Banjar, HA Fauzan Saleh mengatakan, pihaknya bersama tim

terkait terus melakukan sosialisasi ke lokasi rawan dan sekolah-sekolah.
    "Tim KPAD Banjar mengarahkan sosialisasi ke karyawan-karyawan tambang dan perkebunan di Kabupaten Banjar. Sosialisasi ke lokasi-lokasi ini bukan tanpa alasan. Sebab, di sana

banyak karyawan pria yang kemungkinan besar bekerja dan jauh dari keluarga. Nah, mereka-mereka ini rawan untuk melakukan penyimpangan, makanya melalui tim kesehatan perusahaan

dan pengambil kebijakan, kita merasa perlu melakukan sosialisasi tentang bahaya HIV/AIDS," ungkap Wabup Banjar ini, Jumat (12/10) kepada Mata Banua.
    Selain itu, KPAD Banjar juga mengadakan penerangan di sekolah-sekolah dengan menggandeng tenaga dari organisasi kepemudaan seperti Ikatan Pemuda NU dan KNPI setempat.

"Remaja dan pemuda sejak dini mesti diberi penerangan tentang bahaya HIV/AIDS ini supaya mereka sadar akan bahaya pergaulan bebas maupun menyentuh Narkoba yang juga rawan

tertular penyakit ini, utamanya melalui jarum suntik," tukasnya.
    Fauzan mengatakan, meski secara data, di Kabupaten Banjar sudah hampir tak ada lagi yang terjangkit HIV/AIDS, selain empat korban yang sudah meninggal dunia semuanya,

namun tetap saja HIV/AIDS mengkhawatirkan. "Fenomena penyakit ini bagai gunung es. Boleh secara data kita tidak ada, namun di bawah permukaan, ternyata bisa saja banyak yang sudah

terjangkit. Untuk itu, kita berharap, bagi siapa yang merasa dirinya rawan terkena untuk tidak segan memeriksakan dirinya ke rumah sakit secara sukarela. Kalau sudah terdeteksi, tim akan

memberikan bantuan penanganan, sehingga korban mampu bertahan lama dalam menghadapi penyakit ini," bebernya.
    Kendala yang dihadapi tim, lanjutnya, boleh jadi ada korban namun karena malu sehingga tidak mau melaporkan diri ke rumah sakit atau KPAD. "Padahal, usia harapan hidup bagi

korban yang terjangkit bisa diperpanjang dengan teknologi sekarang yang mampu menghasilkan obat penghambat virus HIV, meski belum ada obat penyembuh atau pemusnah virus HIV

tersebut," ucapnya mengakhiri. adi

Komentar