Sebelumnya di tahun 2000, ana mendebat sahabt
ana, Fauzan Nahdi karena ana belum menerima secara lahir batin tentang
tawasul. Menurut ana, memohon kepada Allah SWT tak perlu tawasul karena
Allah Maha Mendengar. Fauzan ana akui memang sudah lama berguru ke
mana-mana termasuk ke majlis Sekumpul asuhan Tuan Guru Sekumpul. "Begini
saja, ketimbang kita berdebat hanya mengencangkan urat leher, lebih bai
k
kita ke Sekumpul, insya Allah ada jawabannya," kata Fauzan. Kebetulan
hari itu hari Minggu, maka kami bersama Mujahidin, dan Ihsan sahabat
lainnya berangkat naik motor dari Banjarmasin. Entah bagaimana, dalam
tausyiah Tuan Guru Sekumpul, beliau ada menyinggung sedikit soal
tawasul. Beliau umpamakan jika kita ingin menghadap/bertemu pembesar,
maka agar lebih mudah tentu sebaiknya mengenal pengawal maupun ajudan
pembesar itu. Kalau langsung nyelonong masuk, bisa2 kita diusir paksa
karena tidak dikenal. "Hahahaha....," ana tertawa karena logika tawasul
begitu mengena di hati dan ana akhirnya paham..Subhanallah....Fauzan pun
melirik ana dengan tersenyum.."Itulah karamah beliau," ucapnya
singkat..
Komentar