Anggota Denma Polda Tewas Mengapung


MARTAPURA - Warga Antasan, Kecamatan Martapura Timur geger dengan penemuan mayat di sungai kawasan daerah itu pagi Kamis (30/8). Kebetulan juga, pagi itu ratusan santri hendak

pergi belajar ke Ponpes Darussalam. Alhasil, lokasi penemuan mayat mengapung itu menjadi perhatian banyak orang. Sejumlah warga berusaha mengangkat mayat laki-laki berusia sekitar

27 tahunan itu ke tepi dan selanjutnya melaporkan penemuan itu ke Polres Banjar.
    Kondisi mayat cukup memprihatinkan karena sudah mengeluarkan bau tak sedap. Mayat selanjutnya dievakuasi ke kamar mayat RSUD Ratu Zalecha untuk dilakukan visum. Tak

butuh waktu lama, identitas mayat diketahui sebagai Kasyful Anwar bin Mahyuni. Kebetulan, mayat ini juga adalah anggota Polri berpangkat Brigadir yang kesehariannya bertugas di

Detasemen Markas (Denma) Polda Kalsel.
    Korban sendiri menurut keluarganya sudah menghilang sejak tiga hari yang lalu selepas izin pergi untuk berziarah ke makam ayahnya, almarhum Mahyuni di Desa Tatakan,

Rantau, Kabupaten Tapin, Selasa (28/8) lalu. Ini membuat Ifit, sang istri sangat terpukul atas kepergian suaminya yang tak ia sangka ditemukannya sudah menjadi mayat. Ia beberapa kali

terlihat menyeka air matanya dengan sapu tangan, seolah tak percaya dengan kejadian tersebut. Korban meninggalkan seorang istri dan seorang anak yang masih duduk di bangku TK.
    Menurut Abdul Hamid, paman korban yang berhasil diwawancarai, keponakannya itu menurut kabar tiga hari lalu pergi ke Tatakan, Tapin untuk berziarah ke makam ayahnya.

"Keponakan saya itu pergi sendiri ke makam ayahnya. Almarhum ayahnya itu adalah kakak kandung saya. Cuma ia pergi hanya diantar sampai Pal 6 Banjarmasin oleh rekannya sesama

polisi yang menurut kabar anggota Polsekta Banjarmasin Tengah," tuturnya.
    Kemungkinan, lanjutnya, keponakannya itu dari Pal 6 menuju Tatakan, hanya naik taksi Colt. "Ada kabar kalau keponakan saya itu memang terlihat di makam ayahnya pada hari

itu. Namun, bagaimana selanjutnya, dengan siapa pulang atau naik apa, kami tidak mengetahui. Saya dapat kabar kalau keponakan saya sudah meninggal, baru tadi sekitar pukul 9.30 Wita,"

akunya.
    Abdul Hamid menuturkan, beberapa hari sebelum lebaran, keponakannya itu ada muncul ke rumahnya di Banjarmasin. "Seperti biasa, dia terlihat biasa-biasa saja. Tetap riang

gembira, karena dia itu memang suka dekat dengan keluarga. Dia ke rumah saya cukup rutin, biasa dua hari atau tiga hari sekali pasti ke rumah," bebernya. Ia tak melihat firasat atau

pertanda dari keponakannya itu.
    Penyebab tewasnya personil Denma Polda Kalsel ini masih simpang siur, ada yang menyebutkan karena korban terpeleset ketika hendak buang air kecil dan ada pula informasi tak

jelas sumbernya kalau korban di bawah pengaruh obat penenang. Kasat Reskrim Polres Banjar AKP Wildan Albert meski ada di RSUD Ratu Zalecha masih enggan memberikan keterangan

kepada wartawan.
    "Apakah ada tanda kekerasan saya juga tidak tahu. Namun keluarga sebenarnya enggan kalau mayat diotopsi, kasihan nanti," tutur paman korban, Abdul Hamid. Hanya saja, Hamid

mengaku ada info yang belum tentu benar bahwa korban mungkin bermaksud buang air kecil ke tepi sungai, namun terpeleset dan terjatuh ke sungai. adi

Komentar