Martapura Geger Temuan Mayat Perempuan


MARTAPURA - Martapura kembali dikejutkan penemuan mayat perempuan. Kali ini, warga tanpa sengaja menemukan sesosok mayat

perempuan di dekat irigasi kawasan Kompleks Lutfia Tunggal, Kecamatan Martapura Kota, Rabu (9/5) sekitar pukul 08.45 Wita.
    Warga setempat pun menjadi gempar dengan temuan mayat berbaju kaus hijau dan celana legging coklat dan masih

mengenakan jam tangan. Pertama kali ditemukan, mayat tengah mengapung di irigasi dengan posisi telungkup. Setelah ditarik ke tepi,

keadaan mayat diduga masih baru, karena dari mulutnya keluar busa serta dari hidungnya masih mengucur darah segar.
    Tak ingin berlama-lama, warga segera melaporkan temuan itu ke aparat berwenang. Tak berapa lama, aparat berdatangan untuk

melakukan olah TKP. Mayat lalu dibawa menggunakan mobil ke RSUD Ratu Zalecha. Selanjutnya dimasukkan ke kamar jenazah untuk

dilakukan visum et repertum.
    Dari pengamatan sementara, menurut salah satu petugas kamar jenazah, mayat tersebut masih baru dan diperkirakan

meninggal Selasa (8/5) malam atau Rabu (9/5) dini hari. "Kelihatannya, wanita ini baru tadi malam meninggal, karena darah segar masih

mengucur dari hidungnya," paparnya.
    Petugas medis kemudian mencoba melakukan visum sekaligus mengambil sidik jari korban. Hampir sejam, sekitar pukul 10.00

Wita, akhirnya identitas mayat diketahui bernama Jakiah (17), putri dari pasangan Badarudin (50) dan Sartini (40), warga Desa Bincau RT 4,

Martapura Kota.
    Saat itu, identitas terungkap karena seorang wanita yang tak lain adalah ibu korban, datang ke kamar jenazah untuk memastikan

apakah benar itu anaknya yang sudah tidak pulang ke rumah sejak Selasa (8/5) sore.
     "Itu (jenazah) memang anak saya yang sejak Selasa sore tak pulang-pulang. Ia keluar rumah tak bilang-bilang. Pagi tadi, saya

dengan kabar dari tetangga kalau ada temuan mayat di irigasi (Kompleks Lutfia). Setelah saya lihat, ternyata benar anak saya," kata Sartini

terbata-bata.
    Diakui Sartini, anaknya memang sempat mengidap penyakit yang tak disebutkannya jenis sakit apa. "Kalau dia pergi jalan,

kadang tak pamitan. Itulah yang membuat kami khawatir, apalagi dia sempat sakit," aku istri Badarudin ini.
    Dari dugaan sementara, korban terserang sakit epilepsi dan terjatuh ke irigasi tanpa sempat ada yang memberikan pertolongan.

Diduga lagi, korban meninggal kurang dari 12 jam. Meski demikian, Polres Banjar berupaya untuk mengungkap perihal kematian korban.

Jenazah setelah divisum, kemudian dibawa keluarganya untuk dikebumikan. adi

Komentar