![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQ9TscFhcmi2ee4GLzfye3B15jR2mSppkzpNjG9sgfAw-xTrwhyeathxaO8k61lGnmj3FzbSdyukLEyyhqEd5iEXybEOcwgdhLIpRptfRI68HmL8ulRYdpsvptBdUm44hIMOuJNh0BTNU/s200/Foto1542.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzOzufaZNLKGSOyoNQVxwfdGknWGevgcjdK-gJdVCXn71mNNkKDyhlYwslpsbRKVW6TZVdzWBQI6IMqFrDmuzwsMOLh96NHULQAKzZanhPcfEUzda2qK2KfAW9xlgrv7sApu-AwF3Lk20/s200/Foto1538.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDAa4k5LHL4nxFcrfBROyJ3HpHDPtu_nwhwtFRr7YiX8QqQ96iFVsM2IO2PJ9bvuczwp9-h9041Tt0nhZzjrBzX1C71GQYBw9gHo_dGEnkSAvlcSAdGeLXB_uBkMFv2mhdFkiOD4BUmvA/s200/Foto1540.jpg)
Mahasiswa STIKIP Banjarbaru Bunuh Rekan Sendiri
MARTAPURA - Keterlaluan dan tega pantas disematkan buat Safwani alias Isap (26). Mahasiswa STIKIP Banjarbaru ini
tega menghabisi rekan almamaternya, Noor Fadilah (22) hanya karena tergiur ingin menguasai motor korban, Honda
Spacy. Ia pun dibekuk aparat Sat Reskrim Polres Banjar, Kamis (5/4) sekitar pukul 10.00 Wita. Dua timah panas
menembus paha dan betis kirinya karena tersangka coba melawan petugas.
Usai menjalani operasi mengeluarkan proyektil di RSUD Ratu Zalekha, tersangka, warga Astambul Kota RT 2,
Kecamatan Astambul ini dengan gamblang mengakui, ia lebih dari sepuluh kali memukuli kepala korban, hanya karena
ingin menguasai motor milik korban. Tersangka memukuli korban dengan kayu ulin.
"Saya sebenarnya hanya ingin menguasai dan memiliki motor dia. Saya bunuh dengan cara memukuli kepalanya,
lebih dari sepuluh kali," kata Isap dengan nada lemah, karena menahan sakit di kakinya. Isap adalah honorer di
perspusatakan sebuah madrasah Al Irsyad di Sungai Tuan, Astambul, lokasi ditemukannya jasad korban pada Rabu
(4/4) malam sekitar pukul 20.00 Wita.
Ayah korban, Noor Hasim (44), warga Jalan Sekumpul Ujung RT 1 RW 8, Kelurahan Sekumpul, Martapura mengaku
sama sekali tak menyangka kalau nasib anak sulungnya itu menjadi begitu. "Saya sempat mencari-cari dia ke mana-
mana, namun tidak ketemu juga. Pas pagi ini saya mendapat kabar dari polisi, kalau anak saya sudah ditemukan
namun sudah tak bernyawa," katanya sedih di depan kamar jenazah RSUD Ratu Zalekha Martapura. Hasim sendiri
dikabarkan via telpon, ketika sedang berada di lokasi tambang di Sungai Danau.
Menurut Hasim, anak sulungnya itu sebenarnya seperti putri lainnya, tidak ada yang luar biasa dalam
kesehariannya. "Cuma memang ada firasat karena beberapa hari terakhir sering marah-marah tanpa sebab, baik kepada
adik-adiknya maupun kepada ibunya," terangnya.
Pada Senin (2/4) sore, Faridah pamit hendak ke tempat temannya untuk mengerjakan skripsi. "Tak ada ia
menyebutkan siapa teman yang hendak ia kunjungi. Namun, sebelum berangkat ia kami titipi uang Rp100 ribu,
sekalian untuk membelikan adiknya es krim. Namun, sampai malam, ia tak juga kembali. Padahal, tak biasanya ia
pergi dari rumah dan menginap. Ia selalu pulang," ungkap sang ayah.
Sejak tak pulang, sang ayah bersama anggota keluarga lainnya mencari keberadaan Faridah, baik ke tempat
temannya maupun ke kampusnya, namun tak juga ditemukan.
Namun, Rabu (4/4) sore, ada SMS dari nomor milik Faridah 089692128945 ke Hp ibunya, selain itu mellaui
nomor tak dikenal 05116361373 yang isinya menjelaskan kalau Faridah sudah pergi ke Palangkaraya, Kalteng, ingin
bekerja, karena sudah tak ingin pulang ke rumah.
"Namun, kami curiga, nomor itu bukan Faridah yang menggunakannya, karena memang tidak ada masalah dia di
rumah. dari situ, kami curiga, kalau Faridah hilang, sehingga kami meminta bantuan polisi mencari dia," jelasnya.
Hasim mengaku pasrah setelah tahu anaknya meninggal, dan meninggalnya kemungkinan sudah tiga hari,
karena sudah mengeluarkan bau yang kurang sedap. Di kepala korban terdapat luka akibat pukulan. Dari informasi,
ada 17 pukulan di kepala korban.
Sementara, Kapolres Banjar AKBP Dwi Ariwibowo didampingi Kasat Reskrim AKP Wildan Alberd membenarkan
bahwa telah ditemukan korban beserta tersangkanya. Menurutnya, korban ditemukan oleh warga setempat yang
kebetulan mencium bau kurang sedap dekat perpustakan Madrasah Al Irsyad Sungai Tuan, Astambul, Rabu (4/4) sore.
Setelah penemuan, korban dibawa ke RSUD ratu Zalekha untuk divisum. Berkat penelusuran tim Buser, maka
diketahui bahwa korban sebelumnya terlihat dengan Isap, petugas perpustakan setempat. Kamis (5/4) pagi, dilakukan
penangkapan. Namun, tersangka melakukan perlawanan kepada petugas, sehingga petugas terpaksa melumpuhkan
tersangka dengan timah panas.
Tersangka saat ini ditahan di Polres banjar dan dikenakan pasal 339 atau 365 KUHP dan 285 KUHP dengan
ancaman hukuman 20 tahun penjara.
Adapun bunyi SMS yang seolah-olah dari korban berbunyi 'Ver, ne aq dila...tlonk lah aq mhon, sampaikan
wdh ortu ku ikam stumat k'rumah. mngkin qm tau ja mslahx nanti..ne aq d'palangkaraya 4 wan kwan. aq hdk mnetap
d'sna wan kwan q. sljur bgwi..mun kuliah bisa terminal dlu nah...aq smlm bpdah mnggwi skripsi tulakx wan org
d'rmah q. tlongi lah kena sms aq. ne no kwan q. HP q pribadi aq jual buat ongkos. mksih ne sdh 3 hr d'sna. pdhi
aq baik" ja tu..thx dila. pdhi jua wan kwnan brelaan N mhon doax tu, via sms jin klo d'forward..insya Allah bulan
agustus pulng. ne no qm ja nah ad sautingx sayai d'buku btulisan jd tlongai lahh..save ja no ne. kendaraan SPACY
juga aman tu. aq mauk d'rumah aq d'no 2 kan oleh ortuQ sorang bik aq merantau k'negeri org. I LOVE U all pintakan
no mama q lah? mlm nie hdk telpon sdin tu.' adi
foto-foto...
1. ayah korban, Noor Hasim di depan kamar jenazah...
2. foto2 tersangka yang lagi dirawat di IGD
3. Kapolres Banjar AKBP Dwi Ariwibowo
Komentar