MARTAPURA - Gelombang pasang yang menerpa kawasan tepi pantai di Kecamatan Aluh-Aluh merendam ribuan rumah. Bahkan
dari data sementara saja, ratusan rumah penduduk di tiga desa seperti Desa Bakambat, Tanipah dan Labat Muara
mengalami kerusakan.
Selasa (20/3), Camat Aluh-Aluh Abdul Hamid mengatakan, setidaknya ada 60 buah rumah warganya yang mengalami
rusak berat. "Ini baru data sementara, karena aparat desa di ketiga desa itu masih terus melakukan pendataan,"
ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar sudah sejak Senin (19/3) malam turun ke lokasi untuk
melakukan evakuasi dan bantuan terhadap warga yang mengalami musibah. "Bantuan-bantuan standar sudah diupayakan
oleh segenap unsur dibantu BPBD," jelasnya.
Pagi kemarin juga Bupati Banjar Pangeran Khairul Saleh dan unsur Muspida juga sudah terjun ke lokasi untuk
melihat dari dekat pasca bencana dan mengkoordinasikan segala sesuatunya untuk meringankan beban masyarakat yang
sedang membutuhkan uluran tangan dari pemerintah daerah.
Beruntung dalam musibah ini, kata Camat, tidak ada korban jiwa, meski akibat pasang mendadak itu banyak
juga warganya yang terpaksa keluar rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Menurut informasi, air laut di tepian Aluh-Aluh tiba-tiba pasang Senin (19/3) sekitar pukul 15.30 Wita. Air
pasang itu tentu saja membuat panik ribuan warga di tiga desa yang kebetulan berdekatan dengan tepi laut, sebab
sempat tersiar kabar bahwa telah terjadi tsunami.
Isu menyesatkan ini membuat warga gelisah dan menjadi ketakutan, meskipun akhirnya isu itu hanya isapan
jempol saja dan tidak terbukti.
"Air memang datang mendadak kemudian disertai angin kencang. Namun, air yang merendam setinggi satu meter
di dalam rumah warga itu beberapa jam kemudian berangsur surut. Bahkan, tadi malam juga sudah surut kembali,"
paparnya.
Dikabarkan juga, aparat desa masih melakukan pendataan, siapa tahu masih ada rumah warga yang mengalami
kerusakan. adi
dari data sementara saja, ratusan rumah penduduk di tiga desa seperti Desa Bakambat, Tanipah dan Labat Muara
mengalami kerusakan.
Selasa (20/3), Camat Aluh-Aluh Abdul Hamid mengatakan, setidaknya ada 60 buah rumah warganya yang mengalami
rusak berat. "Ini baru data sementara, karena aparat desa di ketiga desa itu masih terus melakukan pendataan,"
ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjar sudah sejak Senin (19/3) malam turun ke lokasi untuk
melakukan evakuasi dan bantuan terhadap warga yang mengalami musibah. "Bantuan-bantuan standar sudah diupayakan
oleh segenap unsur dibantu BPBD," jelasnya.
Pagi kemarin juga Bupati Banjar Pangeran Khairul Saleh dan unsur Muspida juga sudah terjun ke lokasi untuk
melihat dari dekat pasca bencana dan mengkoordinasikan segala sesuatunya untuk meringankan beban masyarakat yang
sedang membutuhkan uluran tangan dari pemerintah daerah.
Beruntung dalam musibah ini, kata Camat, tidak ada korban jiwa, meski akibat pasang mendadak itu banyak
juga warganya yang terpaksa keluar rumah untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Menurut informasi, air laut di tepian Aluh-Aluh tiba-tiba pasang Senin (19/3) sekitar pukul 15.30 Wita. Air
pasang itu tentu saja membuat panik ribuan warga di tiga desa yang kebetulan berdekatan dengan tepi laut, sebab
sempat tersiar kabar bahwa telah terjadi tsunami.
Isu menyesatkan ini membuat warga gelisah dan menjadi ketakutan, meskipun akhirnya isu itu hanya isapan
jempol saja dan tidak terbukti.
"Air memang datang mendadak kemudian disertai angin kencang. Namun, air yang merendam setinggi satu meter
di dalam rumah warga itu beberapa jam kemudian berangsur surut. Bahkan, tadi malam juga sudah surut kembali,"
paparnya.
Dikabarkan juga, aparat desa masih melakukan pendataan, siapa tahu masih ada rumah warga yang mengalami
kerusakan. adi
Komentar