Tim Distamben Kalsel Turun Langsung

PELAIHARI © Menyikapi informasi bahwa program biogas Distamben
Kalsel bermasalah, tim Distamben Kalsel dari Bidang Energi Non
Migas terdiri dari Nuryanto, Musa, Zainal dan Kifli terjun langsung
ke Kelurahan Karang Taruna Dusun Trans Telaga, Kabupaten Tanah
Laut.
Á ÁTim yang turun beberapa hari lalu, atas perintah dari
Kadistamben Kalsel Ir Ali Muzanie. Tujuan diterjunkannya tim untuk
mengklarifikasi langsung apakah benar informasi yang sudah
disampaikan oleh sejumlah warga setempat.
Á Á"Kami diperintahkan oleh Kadistamben Kalsel untuk melihat
langsung apakah informasi yang disampaikan sejumlah warga itu
apakah benar program biogas dari Distamben Kalsel atau tidak,"
tukas Nuryanto.
Á ÁMenurutnya setelah ditelisik, ternyata sejumlah tabung biogas
yang dikatakan sudah rusak atau tidak berfungsi dengan baik itu,
justru bukan berasal dari program Distamben Kalsel.
Á Á"Ciri©ciri tabung yang dikatakan tidak berfungsi dengan baik
itu, justru rebah. Sementara tabung biogas yang dari Distamben
Kalsel itu berdiri posisinya," tukasnya.
Á ÁMenurut tim, program yang dikembangkan pihaknya sebagai
percontohan itu di tahun 2008 lalu, letak tabung biogas dalam
posisi berdiri, sementara yang ditunjukkan sejumlah warga adalah
tabung yang posisinya rebah. "Yang dikatakan tidak berfungsi itu
justru bukan dari program kami," jelasnya.
Á ÁTak jauh dari lokasi tabung biogas yang tidak berfungsi,
lanjutnya, ada milik Harjono yang masih bagus, dan tabungnya dalam
posisi berdiri.
Á ÁDitambahkan Kifli, meski demikian, pihaknya tidak serta merta
menuding kalau program instansi lain tidak bagus. "Hanya saja, yang
perlu dicatat, program itu adalah program percontohan kepada warga,
agar dengan sukarela mau berpindah ke energi alternatif yang ramah
lingkungan, apalagi di sana banyak peternak sapi, sehingga kotoran
sapi bisa dimanfaatkan untuk bahan dasar biogas," bebernya.
Á ÁMengingat biogas itu masih program percontohan, maka tidak
serta merta masalah perawatan dan pemeliharaan tabung menjadi beban
Distamben Kalsel.
Á Á"Program itu seperti stimulus, dan petani yang bersentuhan
langsung dengan pemanfaatan biogas tentu dengan bijak bisa merawat
dan memelihara tabung itu, sehingga dapat berfungsi dengan baik dan
berdayaguna," ungkapnya.
Á ÁMenurut tim, pihaknya tidak berupaya mencari siapa yang salah
dalam soal tersebut. Namun, semua persoalan hendaknya ditanggapi
secara bijaksana.
Á Á"Biasanya, tabung akan berfungsi dengan baik kalau plastik
tidak bocor. Nah, pemeliharaan alat itu diharapkan bisa dengan
mandiri dilakukan petani tentunya dengan bimbingan dari tenaga
teknis. Sebab, manfaat biogas itu kembali kepada warga setempat
juga," tandasnya. adi

Proyek pengembangan biogas dari kotoran ternak sapi yang sejatinya
mendatangkan manfaat bagi masyarakat ternyata di Kabupaten Tanah
Laut ditengarai gagal total.
Á ÁPasalnya di pengembangan biogas proyek yang didanai Provinsi
Kalsel melalui Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) hampir 75
persen sudah tak berfungsi lagi.
Á ÁSeperti di Kelurahan Karang Taruna Dusun Trans Telaga (Taruna
Jaya), proyek ratusan juta itu kini hanya satu dua yang dapat
difungsikan.
Á ÁBahkan menurut warga yang menerima bantuan program
pengembangam biogas, cuma 2,5 bulan sempat merasakan hasil program
biogas 2008 tersebut, sisanya tinggal tabung rusak.
Á Á"Program biogas ini hanya dua bulan setengah kami dapat
merasakan manfaatnya, sebab sekarang sudah hampir 75 persen rusak,"
kata Harjono Ketua Kelompok Tani Harapan Makmur Tran Telaga,
Kelurahan Karang Taruna.
Á ÁSemestinya proyek biogas ini, lanjut dia, sejatinya ada
pemeliharaan berkala, namun sampai kini sudah tiga tahun proyek
biogas yang diambil dari kotoran ternak berjalan tidak ada
perbaikan.
Á ÁKeinginan masyarakat untuk menjadi teknisi sendiri terkendala
ilmu. "Kami ingin memperbaiki terkendala ilmu sebab untuk
memperbaiki itu harus ahli," katanya.
Á Á"Kita terkendala teknis, sebab yang rusak itu bagian yang
sangat vital yakni tabung dan saringan dalam bocor. Semua keluhan
terkait reaktor biogas ini rata©rata tabung dan saringan dalam
rusak," ungkapnya.
Á ÁDi Dusun Trans Telaga ini ada sekitar 70 unit reaktor biogas,
baik dari proyek provinsi maupun dari kabupaten. Semuanya sudah tak
berfungsi. "Kini hanya tinggal hanya satu dua saja yang bisa
digunakan masyarakat," ucapnya.
Á ÁPadahal Trans Telaga Taruna Jaya ini sebelumnya diplot sebagai
kampung mandiri energi. "Bagaimana bisa terwujud jika yang ada saja
tidak ada perbaikan. Padahal kita sudah sering menyampaikan, tetapi
saat petugas datang cuma mendata saja," keluhnya.
Á ÁHal yang sama diungkapkan Yamin dan Miswan warga RT 13 Trans
Telaga. "Permasalahannya kami tak ada keahlian untuk
memperbaikinya, sehingga kami biarkan saja seperti itu. Padahal
kotoran sapi sebagai bahan sumber biogas mencukupi saja. Semestinya
program ini ada pemeliharaan berkala, namun sampai sekarang belum
ada perbaikan, hingga akhirnya sejumlah warga banyak yang beralih
ke kayu dan kompor," paparnya.
Á ÁSecara terpisah, Kepala Dinas Pertambangan Tanah Laut melalui
Kasi Pengawasan Produksi K3 dan Lingkungan, Abdul Haris Takhim ST
MT mengatakan, kalau dari program biogas kotoran ternak sapi milik
Distamben Provinsi Kalsel yang ada di Trans Telaga dan wilayah
lain, pihaknya tidak mengetahui secara persis.
Á Á"Sebab belum pernah kami menerima data yang jelas dari
Distamben Provinsi Kalsel. Sementara untuk program biogas APBD II
Tanah Laut, kami sudah mengusulkan anggaran perbaikan tahun ini
sebesar Rp45 juta.
Á Á"Pada 2011©2012 kita juga telah bangun lagi reaktor biogas di
Desa Sumber Mulia 14 unit, di Guntung Besar 7 unit reaktor. PadaÔ h) 0*0*0*° ° Ô 2008 kita telah bangun di Ambungan, Desa Panggung, Desa Pemuda, dan
Tran Telaga, semuanya dibiayai oleh APBD II Pemkab Tala," bebernya.
can/adi

Komentar