Ultah Kapolda Tanpa Lagu Happy Birthday

BANJARMASIN - Biasanya, hampir setiap acara ulang tahun dilakukan oleh orang di Indonesia, dinyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun atau Happy Birthday. Namun, pada acara ulang tahunnya yang ke-52 pada Jumat (15/8) lalu di rumah dinasnya, Kapolda Kalsel Brigjen Pol Anton Bachrul Alam justru tidak memperkenankan lagu-lagu, melainkan menggantinya dengan syiir Maulid Habsy dan shalawat, layaknya orang selesai shalat berjamaah.
Demikianlah, Anton yang sejak menjabat Kapolda beberapa bulan silam, melakukan pendekatan agak berbeda kepada bawahannya. Baginya, pendekatan rohani dengan memperbanyak siraman rohani lebih bagus ketimbang menunjukkan letupan amarah sebagai seorang komandan. Ia berharap, bawahannya bisa lebih dekat kepada Allah, sehingga bisa lebih khidmat dalam menjalankan tugas sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat.
"Jika kita ingin mengadakan acara ulang tahun, sebaiknya tidak perlu dengan menggelar pesta atau hura-hura. Mending uang lebihnya kita sumbangkan atau sedekahkan buat fakir miskin, karena akan lebih bermanfaat," ungkapnya di depan pejabat utama dan bawahannya. Dikatakan, acara ulang tahun juga akan terasa bermanfaat kalau diisi dengan majelis ilmu.
Prof DR H Fahmi Arif MA yang didaulat Kapolda untuk menyampaikan tausiyah mengatakan, setiap orangtua yang melahirkan anak, tentu sangat berharap anaknya kelak menjadi orang yang taat kepada Allah, Nabi Muhammad SAW dan kedua orangtuanya. Selain itu, bermanfaat bagi agama, bangsa, keluarganya dan masyarakat sekitarnya. "Makanya, harapan orangtua itu biasanya tersirat dari pemberian nama kepada sang buah hati. Nabi Muhammad mencontohkan untuk memberi nama anak, ambillah nama-nama nabi sebagai kata dasarnya, seperti Muhammad atau Ahmad atau Ibrahim," tukas Kakanwil Depag Kalsel ini.
Jika kurang suka, bisa bergeser dengan menamai anak dengan nama yang sangat disukai Allah, yakni Abdullah atau Abdurrahman. "Tentu saja, bisa memberi nama anak dengan nama asmaul husna dengan syarat mesti didahului dengan kata dasar abdi yang berarti hamba," bebernya.
Menurut Fahmi, hal yang tak boleh diberikan kepada anak lelaki adalah nama dengan kata dasar Harbu yang berarti peperangan. "Nah, kalau diberi nama demikian, dikhawatirkan, kehidupannya nanti penuh dengan amarah, perselisihan dan cekcok layaknya orang berperang," tandasnya seraya disambut tawa hadirin. Kalau anak seorang perempuan, maka dilarang pula memberinya nama Murratun yang berarti pahit. "Tidak pantas seorang wanita menyandang Murratun yang artinya pahit. Kasihan kalau anak wanita diberi nama ini, karena dikhawatirkan hidupnya akan selalu pahit penuh dengan kesedihan. Demikianlah agama kita mengajarkan agar memberi nama anak dengan sebutan yang baik, sebagai harapan dan doa, semoga sang anak kelak menjadi orang yang bertakwa," bebernya.
Sementara itu, KH Ahmad Bakri yang juga dipercaya shahibul bait menjadi penceramah mengungkapkan, acara ulang tahun memang dianjurkan untuk mengadakan syukuran. "Syukur bahwa Allah telah memberi nakmat umur yang panjang. Tentunya, umur ini mesti digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mencapai ridha Allah. Sebab, salah satu perkara yang akan ditanyai di kubur maupun di akhirat adalah masalah umur, yakni umur kita digunakan ke mana saja," tuturnya.
Menurut Bakri, ada orang yang tertipu dalam memanfaatkan umur atau masa yang diberikan Allah, yakni ia justru memakai umurnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, hura-hura, berlaku maksiat dan menyakiti orang lain. "Padahal, umur itu semakin tahun justru semakin berkurang. Jika mencontoh Nabi Muhammad, maka paling panjang umur kita 63 tahun. Nah, disinilah perlunya kita memperingati ulang tahun agar bisa introspeksi diri, apakah amalan yang kita lakukan sudah cukup atau malah kurang," tukasnya.
Bakri juga mengajak hadirin agar memahami tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesama. "Apakah tujuan hidup kita untuk meraih harta yang banyak, pangkat dan kedudukan yang tinggi, istri yang cantik, tentu saja tidak. Allah tidak menciptakan hamba kecuali untuk beribadah kepada-Nya. Pengertian di sini adalah kita mesti beribadah kepada Allah dan juga berbuat amal salih kepada sesama makhluk Allah. Diantara keduanya, yang paling utama adalah beribadah kepada Allah," tandasnya.
Ulama pimpinan Ponpes Al Mursyidul Amin Gambut ini mengajakl kepada polisi untuk benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. "Jalankanlah tugas untuk mencapai ridha Allah. Sebab, meski profesi saling berbeda, namun tujuan tetap satu, yakni menggapai ridha Allah. Maka dari itu, janganlah masyarakat diperas atau dipersulit urusannya," pesannya. adi

Komentar