Ilmu Agama Bukan Hanya......(Buat Dinda Taufik79)

Ulama zaman dulu, seperti Ibnu Sina, Al Jabar, Ibnu Taimiyah sampai Datuk Kalampayan merupakan sosok yang baru bisa benar-benar disebut ulama. Kenapa? Karena mereka tidak hanya membekali dirinya dengan ilmu tauhid, fiqih dan syariat saja, melainkan hingga ilmu-ilmu yang disebut secara sempit hati oleh orang sebagai ilmu dunia.
Coba tengok Ibnu Sina, ia juga ahli dalam ilmu kedokteran, psikologi dan lain-lain. Al Jabar, tidak hanya alim dibidang ilmu fiqih, karena ia jago matematika. Begitu juga dengan ibnu Taimiyah yang juga ahli dibidang kemiliteran dan ilmu politik.
Bahkan, banyak ilmuwan politik komtemporer yang menyadur ilmu dari beliau. Nah, Datuk Kalampayan juga komplit, mulai dari ilmu pertanian, astronomi, ekonomi.
Jadi, adinda, saya sebenarnya tidak setuju kalau ada dikotomi antara ilmu akhirat dan ilmu dunia seperti yang dikatakan para ulama yang sebenarnya diragukan keulamaannya. Seluruh ilmu jika ia baik dan ditujukan untuk kebaikan maka semuanya dikatakan ilmu agama. Bukankah setiap perbuatan akan berimplikasi kepada pahala dan dosa sebagaimana yang diatur agama. Jangankan ilmu matematika, ilmu politik, ilmu militer, ilmu jurnalistik dan lainnya, bahkan ilmu bagaimana kencing yang benar pun seluruhnya adalah ilmu agama.
Dikotomi itu tanpa disadari umat Islam sebagai racun yang membuat kita tak bisa maju-maju. Tengoklah orang lain sudah ke bulan ke planet mars, punya teknologi internet seperti yang adinda gunakan sekarang ini, sementara kaum Muslimin masih berkutat pada masalah bacaan qunut, ada tidak ada Imam Mahdi, siapa yang pantas memimpin partai Islam, merangkak dari kesulitan ekonomi dan lain-lainnya yang melelahkan.
So, semua ilmu selagi ia positif dan digunakan untuk kebaikan adalah ilmu agama. Perhatikanlah firman Allah, “Jika itu baik, maka ia datang dari sisi-Ku.” Jadi, adinda, ilmu agama bukan hanya sebatas ilmu yang diajari di IAIN belaka, atau madrasah ngaji duduk atau ilmu syariat atau ilmu hakikat. Wassalam………

Komentar