Napi Telan 5 Gram Shabu

BANJARMASIN - Ada-ada saja ulah Amat, seorang narapidana Lapas Teluk Dalam. Takut tertangkap tangan menyimpan shabu shabu, ia nekat menelan shabu yang diperkirakan seberat lima gram itu. Akibatnya, ia harus dilarikan ke RS Bhayangkara, Rabu (7/5) malam sekitar pukul 23.30 Wita.
Amat yang warga Kaltim ini rupanya sudah bosan hidup terkungkung dalam penjara. Padahal, shabu yang ditelan bisa saja membunuh nyawanya yang hanya selembar itu. Beruntung petugas dari Sat I Ditnarkoba Polda Kalsel dan Lapas Teluk Dalam segera melarikannya ke rumah sakit. Jika terlambat, bisa saja, ceritanya menjadi lain.
Dari informasi, siang itu aparat menerima informasi bahwa di sel yang ditempati Hardoni (terpidana kasus psikotropika) sering dilakukan praktik pesta shabu.
Petugas dipimpin Kasat I Ditnarkoba Polda Kalsel AKBP I Made Wijana langsung bergerak. Setelah berkoordinasi degan petugas Lapas Teluk Dalam, penggrebekan pun dilakukan.
Mendadaknya aksi tersebut membuat penghuni sel kalang-kabut. Adalah Amat yang sempat terlihat meraih sesuatu dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Petugas sempat berpaya mencegahnya, namun terlambat. Ama diminta untuk membuka mulutnya. Namun, Amat menolak dan malah mengunyah serta menelan sesuatu yang diduga keras shabu itu.
Petugas juga menemukan sejumlah bong yang diduga kuat digunakan penghuni sel untuk mengkonsumsi shabu shabu. Herdoni sendiri membantah memiliki shabu di dalam sel itu.
"Amat tadi sempat menelan sesuatu yang kami duga sebagai shabu seberat lima gram. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti keracuna, ia kami bawa ke RS Bhayangkara untuk ditangani," ungkapnya.
Menurutnya, kondisi Amat sendiri tidak terlalu mengkhawatirkan, karena masih stabil setelah ditangani petugas medis.
Sopir pribadi
Sementara itu, Sekretaris Badan Narkotika Provinsi (BNP) Kalsel, Nurdiansyah mengklarifikasi soal Rudy, sopir yang turut diamankan petugas Sat II Ditnarkoba Polda Kalsel dalam penggrebekan di kediaman Her, Jl Kramat Raya Gg Pandan Sari RT 11, Rabu (7/5).
"Rudy itu bukan sopir mobil operasional BNP, melainkan sopir mobil pribadi salah satu petinggi BNP. Pasalnya, sopir mobil operasional BNP hanya satu, yakni Syahruddin alias Gauk. Mudah-mudahan keterangan ini memperjelas masalah," unkapnya. adi

Komentar