Profesionalitas Aparat Dipertanyakan
BANJARMASIN - Gara-gara kurang matang dalam mengolah informasi, petugas Sat I Ditnarkoba Polda Kalsel justru melakukan salah grebek di kediaman M Wijaya (35) di Jl Kompleks Citra Angkasa Pura Landasan Ulin Banjarbaru (dekat Bandara Syamsuddin Noor), Rabu (16/4) sekitar pukul 10.30.
Padahal, di tempat lain dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Sat I Ditnarkoba justru berhasil menangkap Azk (22), warga Jl AES Nasuiton Gg Binjai Banjarmasin.
Akibat kekeliruan mendasar itu, pria yang akrab disapa Jaya ini menjadi tidak nyaman, karena kenalan maupun kawan-kawannya menyangka dirinya adalah bagian mafia narkoba.
Dikisahkannya, pagi kemarin ia sedang sibuk bekerja di bagian tiket Bandara Syamsuddin Noor. Tiba-tiba, petugas berpakaian preman, mengaku dari Sat I Ditnarkoba mendatanginya. Ia kemudian dibawa ke rumahnya sendiri.
Rupanya, Jaya menyadari kalau dirinya tengah dicurigai aparat sebagai bagian peredaran narkoba melalui kargo bandara. Petugas menjelaskan, kalau ada informasi bahwa Jaya yang bertugas di bandara sudah memfasilitasi pengiriman paket narkoba melalui kargo pesawat.
Terang saja, Jaya yang merasa dirinya tidak terlibat apa-apa itu berupaya menerangkan kepada petugas bahwa dirinya tidak terlibat. Namun, sejumlah petugas yang datang dengan dua mobil tetap melakukan penggeledahan, disaksikan para tetangga Jaya dan seorang polisi yang biasa ngepos di bandara.
Meski sudah berupaya keras mencari ke tiap sudut rumah, petugas tetap saja tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan, apalagi narkoba sebagaimana dicurigai sebelumnya.
Setelah petugas pulang, Jaya kembali lagi ke tempat kerjanya. Namun, pandangan mata kawan-kawannya di bandara, Jaya seolah-olah terkesan sebagai bagian dari pengedar narkoba.
"Bahkan, beberapa kali ponsel saya berdering dan SMS datang, menanyakan kenapa rumah saya digeledah aparat. Saya coba terangkan, kalau saya dicurigai, namun ternyata tidak terbukti, karena memang bukan saya," bebernya.
Jaya pun mempertanyakan keprofesionalitasan aparat Sat I Ditnarkoba, yang seolah-olah terlalu cepat menindaklanjuti informasi tanpa mengolahnya menjadi lebih matang. "Saya katakan kepada aparat kalau orang yang bernama Jaya bukan hanya saya, karena di bandara itu ada empat orang lagi yang bernama sama," bebernya.
Jaya semakin tak nyaman, ketika ia heran kenapa sampai banyak orang mengetahui perihal penggeledahan tersebut. Begitu ia mempertanyakan hal itu ke seorang aparat, yang ia terima justru jawaban seolah tak peduli. "Ya terserah sampean saja," ujarnya menirukan kalimat dari mulut anggota.
Meski demikian, Sat I Ditnarkoba Polda AKBP Made Wijana sudah menyampaikan permohonan maaf kepada Jaya maupun anggota keluarganya, sebagaimana diakui sendiri oleh salah satu anggota keluarga Jaya. Ketika masalah ini dikonfirmasi, ponsel Made tidak aktif. adi

Komentar