Identitas-alamat Peneror Fiktif
Polda Himbau Kerjasama Operator

BANJARMASIN - Setelah diselidiki nomor ponsel pengirim SMS ke Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin yang berisi ancaman bom di Kantor Gubernur Kalsel Jl Jendral Sudirman, ternyata nama maupun alamat pemilik nomor adalah fiktif belaka.
Dengan demikian, siapa pelaku teror lewat SMS itu, sampai sekarang belum bisa diungkap petugas Densus 88 Polda Kalsel.
"Dari hasil penyelidikan dengan jalan menelusuri identitas nomor pengirim SMS yang terdata di salah satu operator selular, ternyata nama dan alamatnya adalah fiktif," ujar Kabid Humas Polda Kalsel AKBP Puguh Raharjo SIP, Selasa (22/4).
Dikatakan, rupanya ada faktor kesengajaan dari pengirim SMS untuk membuat keributan di lingkungan Kantor Gubernur. Apalagi, di tempat itu, Minggu (20/4) malam sekitar pukul 21.30 Wita itu, sedang dilakukan rapat koordinasi penyambutan Presiden RI SBY, dipimpin Gubernur Rudy.
"Sepertinya, pelaku sengaja membuat nama dan alamat fiktif ketika mendaftarkan nomor barunya. Kemudian, dengan nomor itu, pelaku mengirim SMS ke ponsel Gubernur yang isinya adalah ancaman bom," tukasnya.
Puguh berharap, operator selular di Kalsel bisa bekerjasama dengan aparat berwenang untuk mengurangi potensi penyalahgunaan nomor untuk tindak kejahatan.
"Sebagaimana diketahui, untuk registrasi nomor baru terlalu mudah. Calon pemakai nomor baru, hanya mencantumkan nama dan alamat yang bisa saja difiktifkan," ujarnya. Apalagi, untuk memperoleh nomor baru, begitu mudah, hanya dengan merogoh kocek beberapa ribu rupiah.
Ia menyarankan, operator selular memperketat sistem penggunaan nomor baru, misalnya registrasi mesti dilakukan secara langsung oleh operator dengan lampiran KTP calon pengguna. Jadi, registrasi tidak dilakukan sendiri oleh pengguna ponsel.
Padahal, ketika selular baru masuk di Kalsel sekitar tahun 2000 lalu, registrasi nomor baru mesti dilakukan oleh petugas gerai operator selular. Harga kartu baru pun sangat mahal, sehingga tidak mudah dimiliki oleh pengguna ponsel. adi

Komentar