63 tentang Abah Guru Sekumpul (45--63) #AbahGuruSekumpul

 
 
45. Haul ke-11 Guru Sekumpul Magnet Luar Biasa
MARTAPURA - Haul ke-11 Guru Sekumpul atau bernama lengkap Al 'Alimul 'Alamah Al 'Arifbillah As Syaikh Al Hajj Muhammad zaini bin Al 'Arifbillah H Abdul Ghani tadi malam, Minggu (10/4/2016) memang luar biasa.

Betapa tidak,
acara tahunan ini menjadi magnet bagi ratusan ribu jamaah. Jika semua nasi samin kotak/bungkus habis dibagikan, maka setidaknya setengah juta orang hadir di Sekumpul. Tak hanya dari lokal Kalimantan, jamaah yang hadir berasal dari Jawa, Sumatra, Singapura, Yaman, bahkandari  Turki. Begitu juga para habaib, ulama, dan para pejabat tinggi Kalsel tak ketinggalan mengisi barisan shaf Mushalla Ar Raudhah.
Badali bersaudara putra Abah Guru Sekumpul

Gubernur Kalsel Sahbirin, Bupati Banjar H Khalilurrahman, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Bupati Tanbu Mardani Maming dan lain-lain ikut larut berbaur bersama jamaah. Jamaah mengisi jalan-jalan seputar Sekumpul, juga menyesaki rumah-rumah warga yang dengan ikhlas menyediakan tempat. Bahkan, ada sejumlah dermawan yang rela warungnya dikunjungi untuk belanja makan minum secara gratis.

Sejak pagi, Sekumpul sudah mulai dipadati jamaah, apalagi menjelang Ashar, sudah sangat padat dan sulit bagi jamaah yang belakangan datang untuk meringsek maju ke area dekat kubah maupun regol Sekumpul. Yang bisa masuk hanya tamu VIP, petugas keamanan dan panitia serta wartawan.
Acara memasuki puncaknya begitu selesai shalat Maghrib yang diimami Guru Sa'aduddin. Dua anak Guru Sekumpul, Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali didampingi Guru Sa'aduddin pembacaan simtudhuror serta maulid Habsy dibawakan dengan khidmat sebagaimana biasa setiap malam Senin di Majlis Sekumpul. Pembacaan tahlil untuk dihadiahkan kepada Guru Sekumpul dipimpin oleh Guru Masdar Sungai Tuan, Astambul.

Lisa dari Kaltim mengaku datang sejak dua hari lalu, demi bisa mengambil berkah Guru Sekumpul. Menurutnya, sangat sayang kalau ia bersama suami dan anaknya tidak bisa hadir. Untuk itu, sangat beruntung bagi mereka ketika ada kelebihan rezeki bisa datang ke Martapura.

Tahun ini, rekayasa lalulintas diupayakan selalu satu arah untuk jalan-jalan seputar Sekumpul, guna menghindari macet sebagaimana tahun sebelumnya. "Mudah-mudahan dengan rekayasa ini, jamaah bisa lebih nyaman ketika harus pulang dari Sekumpul. Ratusan petugas kita dibantu rekan polisi dan panitia haul sudah bersinergi dan sepaham untuk melaksanakan rekayasa lalulintas," ungkap Kadishub Banjar Aidil Basith.

Sementara itu, wakil panpel, Fakhrurrazi mengatakan, pihaknya berupaya semaksimal mungkin melayani jamaah, semoga dapat mengikuti haul secara khidmat dan nyaman. "Tentu saja, kita berharap, semoga Allah melimpahkan berkah-Nya dengan berkat menghadiri haul salah satu aulia-Nya," ungkapnya. (Dicatat 10 April 2016)

46. Gundul Ala Guru Sekumpul
Seorang tua, warga di dekat Jembatan Sekumpul, Kai Kandar mengisahkan: Pada mula-mula kami belajar agama khususnya tasawuf kepada Guru Sekumpul di tahun 70-an. Kami adanya tidak banyak, mungkin hanya sebelas atau 12 orang. Kata beliau kalau ingin belajar tasawuf harus gundul dulu. Maka begitu kami menghadiri pengajian beliau berikutnya, semua datang dengan kepala habis diplontos. Beliau seketika tertawa. lalu beliau menjelaskan bahwa yang dimaksud beliau dengan gundul ialah membersihkan hati dari segala sifat yang tidak baik. Kami pun tertawa. (Dicatat 18 September 2016)

47. Jelang Haul ke-12 Guru Sekumpul, Martapura Sudah Bersolek
MARTAPURA - Demi menyambut lebih dari setengah juta jamaah yang mengikuti Haul ke-12 Guru Sekumpul yang jatuh pada Minggu (2/4/2017) mendatang, Martapura khususnya Sekumpul sudah bersolek dan memperindah lingkungannya. Terlihat Jl Sekumpul dan sekitarnya dipenuhi umbul-umbul dan spanduk ucapan selamat datang. Umbul-umbul yang berwarna-warni membuat semarak lingkungan Kota Martapura.
Suasana Haul AGS 2017

Tak hanya panitia yang menyiapkan umbul-umbul,bahkan warga kompleks maupun kampung secara sukarela juga memasangnya. Posko-posko juga hampir seluruhnya sudah didirikan. Posko ini ditempati para relawan yang bertugas mengarahkan lalu-lintas jamaah baik yang nantinya akan masuk maupun kelak keluar Sekumpul.

Berdasar info, tak kurang dari 85 posko yang berdiri mulai dari Sekumpul hingga pinggiran Kota Martapura. Begitu juga relawan yang terlibat langsung mencapai 7.400-an. Dapur umum pun dikabarkan mencapai 38 buah. Bahkan ada warga berkomentar kalau kemeriahan umbul-umbul, posko hingga relawan ini mengalahkan perayaan Hari Kemerdekaan. "Coba kita lihat ya, kemeriahan
jelang haul ini mengalahkan HUT Kemerdekaan RI," ujar Fauzan Nahdi, warga Desa Indrasari, Martapura, Rabu (29/3/2017).

Pemkab Banjar pun merasa perlu ikut terlibat guna kelancaran pelaksaan haul. Diperkirakan, jamaah yang datang tidak hanya berasal dari sejumlah daerah kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan saja, namun sebagian juga ada yang berasal dari daerah lain di Indonesia, bahkan dari luar negeri.
Jamaah haul ke-12 ulama kharistatik asal Kota Martapura Kabupaten Banjar tahun ini diperkirakan bakal melebihi dari tahun sebelumnya. Untuk itu para jamaah yang akan hadir supaya menyiapkan diri terutama mengenai kesehatan dan diharapkan untuk mematuhi aturan dari aparat dan dari penyelenggara.

“Sebaiknya jamaah yang berasal dari Kota Martapura tidak usah menggunakan kendaraan, cukup berjalan kaki karena dekat. Ini akan membantu mengurangi kemacetan,” pinta Bupati Banjar H Khalilurrahman saat memimpin langsung rapat koordinasi pemantapan pelaksanaan Haul Ke-12 Guru Sekumpul, Rabu (23/3/2017) di Mahligai Sultan Adam.

Rapat koordinasi yang juga dihadiri oleh Wakil Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan Assisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Zainuddin ini, juga diikuti oleh sejumlah Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjar, perwakilan Polres Banjar, perwakilan Kodim 1006 Martapura serta pihak keluarga Abah Guru Sekumpul dan koordinator relawan.

Pada rapat koordinasi yang sudah kesekian kalinya digelar ini, terungkap berbagai persiapan yang dilakukan oleh sejumlah SOPD terkait. serta panitia pelaksana haul. Persiapan dilakukan mulai dari penyiapan lahan parkir, pemasangan lampu penerangan, dapur umum, posko dan petugas kesehatan hingga bagaimana pengaturan arus lalu-lintas nantinya.

Bupati Banjar meminta agar SOPD nantinya all out dalam membantu penyelenggaraan pelaksanaan haul yang akan dilaksanakan pada 2 April mendatang.  ”Pemerintah Kabupaten Banjar siap mendukung kelancaran pelaksanaan Haul ke-12 Abah Guru Sekumpul. Saya juga meminta kepada seluruh SOPD di lingkup Pemerintah Kabupaten Banjar untuk All Out mendukung penuh pelaksanaan Haul tahun ini. Kita juga telah berkoordinasi dengan Koordinator Relawan Pelaksana Haul, Pemerintah Kota Banjarbaru, Polda Kalsel, Polres Banjar, Kodim 1006/MTP, Polres Banjarbaru dan berbagai pihak terkait lainnya demi mendukung kelancaran pelaksanaan Haul yang ke-12 ini,” ujar pria yang akrab disapa Guru Khalil ini.

Bupati juga berpesan agar para jamaah menjaga ketertiban dan kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tapi membuangnya di tempat-tempat sampah yang telah disediakan panitia  penyelenggara. Pada rapat koordinasi ini perwakilan Polres Banjar juga menginformasikan bahwa pihak kepolisian daerah Kalimantan Selatan siap membantu kelancaran pelaksanaan haul.  “Bapak Kapolda menyatakan bahwa Polda Kalsel akan memback up penuh acara haul Guru Sekumpul ini,” ujarnya. (Dicatat 29 Maret 2017)

48. Hari Minggu Ini Haul ke-12 Guru Sekumpul
MARTAPURA - Minggu (2/4/2017) besok adalah hari yang dinanti-nanti sekitar 800.000 jamaah. Ya, besok adalah puncak acara Haul ke-12 Syaikh Zaini Ghani Al Banjari atau yang akrab disapa Guru Sekumpul. Kesibukan, sejak beberapa hari terakhir begitu kentara di kawasan Sekumpul, guna menyambut jamaah.Mobil para relawan untuk mengangkut alat tenda, atau memasak berseliweran di kawasan Sekumpul. Martapura begitu semarak, seolah-olah mengalahkan kemeriahan HUT Kemerdekaan RI.

Umbul-umbul warna-warni di tepi jalan Kota Martapura begitu mencerahkan mata. Di Jl Pendidikan Martapura, salah satu dapur umum, relawan mulai bekerja menyiapkan kayu bakar, dan membersihkan alat memasak. Terlihat sejumlah anak-anak menonton puluhan sapi yang siap dipotong untuk pelengkap makanan haul.

Berdasar imbauan resmi dari panitia haul, jamaah yang menggunakan kendaraan dari luar Kota Martapura untuk memeriksa kondisi Kendaraan dan Kelengkapannya, serta mengisi full bahan bakar. Juga dianjutkan menyiapkan obat-oabatan yang diperlukan terlebih dahulu bagi jamaah yg memilik riwayat penyakit.

Bagi jamaah yang berhadir lebih awal diharuskan memarkir kendaraannya di tempat parkir yang sudah disediakan dan begitu juga bagi jamaah yang mempunyai keluarga di area Sekumpul dan sekitarnya. Kemudian, memasang tulisan/stiker pada kaca depan mobil asal daerah masing-masing atau tujuan pulang.

Selanjutnya, mematuhi arahan dan peraturan dari petugas haul seperti memarkir kendaraan di tempat yg sudah disediakan (jangan memarkir di sembarang tempat atau bahu jalan), mengikuti pola pengaturan lalu lintas arus masuk dan arus balik keluar Sekumpul yg sudah disepakati oleh panitia haul dengan instansi-instansi terkait.
Penulis di makam Abah Guru Sekumpul yang pagarnya dibuka

Juga meminta tanda kartu parkir kepada petugas parkir haul dan diharapkan parkir di lokasi parkir yang telah ditetapkan petugas. Bagi jamaah yang datang berkelompok (berombongan) diharapkan menyimpan nomor telepon kordinatornya masing-masing maupun telepon sopir. Diharapkan kepada seluruh jamaah agar membuang sampah pada tempatnya yg sudah disediakan petugas, dan jangan membuang sampah sembarangan.

Diwajibkan untuk 1 jam pertama adalah bagi jamaah pejalan kaki dan sepeda dilanjutkan jam berikutnya bagi kendaraan roda dua dan untuk kendaraan roda empat setelah roda dua berkurang (situasional). Bagi jamaah yang datang dari arah Hulu Sungai dan Sungai Tabuk masuk parkir sebelah kanan Jl A Yani (Pusat Perbelanjaan Sekumpul/PPS, Menteri 4, Jl Abasia, Gedung Juang dan sekitarnya.

Apabila jamaah yg datang dari arah Banjarmasin yang melintas Jl A Yani menuju Sekumpul depan agar parkir di sebelah kanan Jl A Yani (sekitar Sekumpul Depan, Polres Banjar, Jl Perintis, Jl Perwira, Jl Kompek Antasari dan sekitarnya. Bagi jamaah yang pulang hari Senin dan ingin ziarah diwajibkan kendaraan tetap di lokasi parkir atau dilarang mendekati lokasi acara.

Bagi jamaah yg ingin mengetahui imbauan, pengumuman dari posko induk bisa mendengarkan lewat Radio Al Karomah Martapura, bagi pengguna jalan umum diharapkan menghindari Jalan Sekumpul dan sekitarnya untuk menghindari kemacetan. Dan bagi para pengendara diharapkan jangan mengendarai kendaraannya dalam keadaan mengantuk. Khusus untuk warga Martapura, Pemkab Banjar juga mengimbau tak usah memaksakan diri naik kendaraan, atau cukup berjalan kaki saja, untuk memberi kenyamaan pada tamu-tamu jamaah dari luar Kota Martapura. (Dicatat 31 Maret 2017)

49. Guru Sekumpul, Ulama Sekaligus Waliyullah
Berdasarkan info dari berbagai sumber, beliau adalah sufi termasyhur, juga sosok Wali Allah kharismatik Martapura, Kalimantan Selatan, yang menyatukan syari’at, tarekat dan hakikat dalam dirinya.  Beliau lebih dikenal dengan sebutan Guru Ijai atau Guru Sekumpul, dan juga salah seorang ulama yang mempopulerkan Simthad Durar atau Maulid Habsyi di Kalimantan Selatan.

Pada zamannya Guru Ijai adalah satu-satunya ulama Kalimantan, atau mungkin di Indonesia, yang mendapat otoritas untuk mengijazahkan Tarekat Samaniyyah yang didirikan oleh Muhammad Samman Al Madani.

Zaini Abdul Ghani atau Guru Ijai lahir pada 11 Februari 1942 (27 Muharram 1361 H) di Kampung Tunggul Irang Seberang, Martapura. Beliau masih keturunan dari ulama besar Syekh Arsyad Al Banjari. Di masa kecilnya beliau memiliki keistimewaan yakni tak pernah mengalami “mimpi basah” (ihtilam). Pendidikan pertamanya diberikan oleh kedua orang tuanya, Haji Abdul Ghani dan Hajah Masliah binti Haji Mulya, dan oleh neneknya, Hajah Salbiyah. Bersama neneknya inilah beliau suka sekali membaca al-Qur’an.  Pada usia tujuh tahun beliau masuk madrasah di Kampung Keraton, Martapura. Pada masa kecil ini beliau belajar al-Qur’an pertama kali kepada Guru Hasan. Orang tuanya, yang tergolong orang sederhana, selalu membekalinya sebotol minyak untuk diberikan kepada gurunya ini.

Sejak usia 10 tahun Guru Ijai telah dikaruniai kassyaf hissi, yakni mampu melihat dan mendengar apa-apa yang tersembunyi atau hal-hal ghaib. Pada usia 14 tahun beliau
dikaruniai futuh (pencerahan spiritual) saat membaca sebuah tafsir Al-Qur’an. Pada masa remaja ini pula beliau mengalami perjumpaan spiritual dengan Sayyidina Hasan dan Husain, cucu Rasulullah. Kedua cucu Rasulullah ini masing-masing membawa pakaian dan mengenakannya langsung kepada beliau lengkap dengan sorbannya.

Beliau melanjutkan pendidikannya ke Pesantren Datu Kalampian Bangil, Jawa Timur, kepada Kyai Sarwani Abdan yang juga berasal dari Martapura. Di sini beliau selain mendapat pendidikan syariat juga mendalami ilmu spiritual. Selanjutnya beliau berguru kepada Syekh Falak di Bogor. Selain kepada kedua ulama ini, beliau juga mendalami syariat dan tarekat kepada Syekh Muhammad Yasin Padang di Mekah, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Isma’il Yamani, Syekh Abdul Qadir al-Baar, Syekh Sayyid Muhammad Amin Kutby, Allamah Ali Junaidi (Berau) ibn Jamaluddin ibn Muhammad Arsyad. Atas petunjuk Syekh Ali Junaidi, beliau kemudian belajar kepada Syekh Fadhil Muhammad (Guru Gadung). Kepada Guru Gadung ini Guru Ijai belajar tentang ajaran Nur Muhammad.

Beliau juga mendapat ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya, Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah.Beliau sempat menjadi pengajar di Pesantren Darussalam Martapura selama lima tahun, kemudian membuka pengajian di rumahnya sendiri pada 1970-an, didampingi oleh seorang kyai terkenal yakni Guru Salman Bujang (Guru Salman Mulya). Pengajian dimulai setiap hari Kamis petang hingga malam Jum’at.
Pada 1988 beliau pindah ke Kampung Sekumpul, membuka kompleks perumahan ar-Raudhah atau Dalam Regol. Sejak itu kewibawaan dan kharismanya memancar luas. Murid-muridnya dan tamu-tamunya berdatangan dari berbagai daerah, bahkan dari negeri jiran seperti Malaysia, Singapura dan Brunei. Sebagian datang untuk berguru, sebagian mencari barakahnya, dan sebagian ingin berbaiat Tarekat Samaniyyah. Juga beberapa tokoh nasional menyempatkan diri mengunjunginya, seperti Amien Rais, Gus Dur, Megawati, AA Gym dan sebagainya.

Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamannya semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan sifat mulia, penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnya sendiri. Seperti misalnya, suatu ketika hujan turun deras, sedangkan rumah Guru Sekumpul sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah.Pada waktu itu, ayahnya menelungkupinya untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan.

Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Guru Sekumpul juga adalah seorang pemuda yang saleh dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem memenej usaha dagang dia sampaikan kepada generasi sekarang lewat cerita-cerita itu.

Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah sewaktu kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnya membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnya selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada beliau. Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga.

Adapun sistem mengatur usaha dagang, ayah beliau menyampaikan bahwa setiap keuntungan dagang itu mereka bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk menghidupi kebutuhan keluarga, sepertiga untuk menambah modal usaha, dan sepertiga untuk disumbangkan. Salah seorang ustadz setempat pernah mengomentari hal ini, “bagaimana tidak berkah hidupnya kalau seperti itu.”

Pernah sewaktu kecil beliau bermain-main dengan membuat sendiri mainan dari gadang pisang. Kemudian sang ayah keluar rumah dan melihatnya. Dengan ramah sang ayah menegurnya, “Nak, sayangnya mainanmu itu. Padahal bisa dibuat sayur.” Beliau langsung berhenti dan menyerahkannya kepada sang ayah.

Guru Ijai menikah tiga kali, dan dikarunia dua putra dari istri keduanya, Hajjah Laila, yakni Muhammad Amin Badali al-Banjari dan Ahmad Hafi Badali al-Banjari. Sebagai ulama, beliau dikenal sebagai orang yang amat lembut, kasih sayang, sabar, dermawan dan tekun. Apapun yang terjadi terhadap dirinya, beliau tak pernah mengeluh. Bahkan pernah beliau dipukuli oleh orang-orang yang dengki kepadanya namun beliau tidak mengeluh atau mendendam sama sekali.

Beliau juga mengajarkan agar orang senantiasa mencintai dan hormat kepada ulama yang baik dan saleh. Hal ini dicontohkan dalam sikapnya. Ketika masih kecil beliau selalu menunggu di tempat yang biasa dilewati oleh Syekh Fadhil Zainal Ilmi pada hari-hari tertentu semata-mata hanya untuk bersalaman dan mencium tangan kyai tersebut. Jika ada yang mengkritik atau mencaci-maki ajaran tarekatnya, atau mengejek keadaan dirinya, beliau hanya diam, karena beliau menganggap mereka adalah orang-orang yang belum mengerti dan memahami.

Tamu-tamu yang datang selalu dijamu makanan, termasuk pada waktu pengajian. Tidak kurang dari 3.000 orang selalu datang ke pengajiannya dan selalu diberi jamuan makan.Kedermawanannya ini tampak bukan hanya kepada lingkungan sekitar, tetapi juga ke setiap tempat yang disinggahinya. Salah satu pesannya adalah “jangan bakhil” karena itu adalah sifat tercela. Beliau sering mengutip pesan, “Pintu surga diharamkan bagi orang bakhil.” Beliau juga mengajarkan apa yang disebutnya kaji-gawi, artinya menuntut ilmu dan diamalkan.

Salah satu keunikannya dalam berdakwah adalah perhatiannya kepada kesehatan umat. Pada waktu tertentu beliau mendatangkan dokter spesialis (jantung, ginjal, paru, mata, dan sebagainya) untuk memberikan penyuluhan kesehatan sebelum pengajian dimulai.

Beliau juga menulis beberapa kitab, di antaranya adalah Risalah Mubarakah, Manaqib as-Syaikh as-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim al-Qadiri al-Hasani as-Saman al-Madani, Risalah Nuraniyah fi Syarhit Tawassualtis Sammaniyah, dan Nubdzatun fi Manaqib al-Imam al-Masyhur bil-Ustadz al-A’zham Muhammad bin Ali Ba’Alawy.

Beberapa kisah karamahnya diantaranya adalah sebagai berikut. Saat masih di Kampung Keraton beliau biasanya duduk-duduk dengan beberapa orang sambil bercerita tentang orang-orang terdahulu untuk mengambil pelajaran dari kisah itu. Suatu saat beliau bercerita tentang buah rambutan, yang saat itu belum musimnya. Tiba-tiba beliau mengacungkan tangannya ke belakang, seolah-olah mengambil sesuatu, dan mendadak di tangan beliau sudah memegang buah rambutan matang, yang kemudian beliau makan.

Beliau juga bisa memperbanyak makanan, setelah makan sepiring sampai habis, tiba-tiba makanan di piring itu penuh lagi, seakan-akan tak dimakan olehnya.

Dikisahkah pula, suatu ketika terjadi musim kemarau panjang, dan sumur-sumur mengering. Masyarakatpun meminta kepada Guru Ijai agar berdoa meminta hujan. Beliau lalu mendekati sebatang pohon pisang, menggoyang-goyangkan pohon itu dan tak lama kemudian hujan pun turun. Beliau juga dikenal bisa menyembuhkan banyak orang dengan kekuatan spiritualnya.

Beberapa catatan lain berupa beberapa kelebihan beliau adalah dia sudah hafal Al-Qur'an semenjak berusia 7 tahun. Kemudian hapal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun. Semenjak kecil, pergaulannya betul-betul dijaga. Kemana pun bepergian selalu ditemani. Pernah suatu ketika beliau ingin bermain-main ke pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamannya, Syaikh Seman Mulya di hadapannya dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada yang melihat Syekh, begitu juga sepupu yang menjadi ”bodyguard”-nya. Dia pun langsung pulang ke rumah.

Dalam usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat khususiat dan anugerah dari Tuhan berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Dalam usia itu pula beliau didatangi oleh seseorang bekas pemberontak yang sangat ditakuti masyarakat akan kejahatan dan kekejamannya. Kedatangan orang tersebut tentunya sangat mengejutkan keluarga di rumah beliau. Namun apa yang terjadi, laki-laki tersebut ternyata ketika melihat beliau langsung sungkem dan minta ampun serta memohon minta dikontrol atau diperiksakan ilmunya yang selama itu ia amalkan, jika salah atau sesat minta dibetulkan dan dia pun minta agar supaya ditobatkan.

Pada usia 9 tahun pas malam jumat beliau bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Sapinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Dia pun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, ia kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jumat ketiga, ia kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini ia dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syekh. Ketika sudah masuk ia melihat masih banyak kursi yang kosong.

Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka tak dikira orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi guru adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut. Sebelum meninggal dunia Guru Ijai sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, selama 10 hari. Tetapi pada hari Selasa malam beliau pulang dan tiba di Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, pada pukul 20.30. Keesokan harinya, Rabu 10 Agustus 2005, pukul 5.10 waktu setempat, beliau meninggal dunia.
Ribuan orang berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengiringi jenazah beliau hingga ke pemakaman. Begitu mendengar kabar meninggalnya Guru Sekumpul lewat pengeras suara di masjid-masjid selepas salat subuh, masyarakat dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan berdatangan ke Sekumpul Martapura untuk memberikan penghormatan terakhir pada almarhum. 

Pasar Martapura yang biasanya sangat ramai pada pagi hari, Rabu pagi itu sepi karena hampir semua kios dan toko-toko tutup. Suasana yang sama juga terlihat di beberapa kantor dinas, termasuk Kantor Bupati Banjar. Sebagian besar karyawan datang ke Sekumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. Sebelum dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Mushalla Ar Raudhah, Rabu sore sekitar pukul 16.00, warga masyarakat yang datang diberikan kesempatan untuk melakukan salat jenazah secara bergantian. Kegiatan ibadah ini berpusat di Mushalla Ar Raudhah, Sekumpul, yang selama ini dijadikan tempat pengajian oleh Guru Sekumpul.

Guru Sekumpul juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yakni menghormati ulama dan orang tua, baik sangka terhadap muslimin, murah harta, manis muka, jangan menyakiti orang lain, mengampunkan kesalahan orang lain, jangan bermusuh-musuhan, jangan tamak atau serakah, berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat, dan yakin keselamatan itu pada kebenaran. (Dicatat ulang dari berbagai sumber 2 April 2017)

50. Luar Biasa Sekumpul
MARTAPURA - Suasana Haul ke-12 Syekh Zaini Ghani Al Banjary atau Guru Sekumpul, Minggu (2/4) memang luar biasa. Lebih dari 800 ribu jamaah dari berbagai pelosok daerah maupun dari luar Kalimantan memadati acara. Jalan-jalan utama dalam Kota Martapura, seperti Jl Sekumpul, Jl Tanjung Rema, Jl Pendidikan, Jl Menteri Empat dan lain-lain dipenuhi shaf-shaf jamaah shalat Maghrib dan Isya.

Sebelum dzuhur, jamaah sudah mulai berdatangan ke Kompleks Ar Raudhah, demi mendapat tempat lebih strategis di dalam Mushalla Raudhah. Namun, tidak semua beruntung. Seperti Aini dari Kaltim, meski berusaha lebih cepat datang, namun hanya bisa berada di seputar Rumah Sakit Pelita Insani. Maksud hati ingin bermakmum dengan imam di Raudhah, Aini harus rela bermakmum di Masjid Pancasila, Simpang Empat Sekumpul.
Acara dimulai dari shalat Maghrib berjamaah yang diimami Guru Sa'duddin, orang kepercayaan Guru Sekumpul. Sebelum tahlilan, Guru Sa'duddin membuka pembacaan Maulid Habsy dengan tokoh utama dua anak Guru Sekumpul, Muhammad Amin Badali, dan Ahmad Hafi Badali.

Bagi jamaah dari luar daerah Martapura yang jarang bisa ke Sekumpul, merupakan keberuntungan tersendiri melihat dua putra mahkota itu secara langsung atau hanya sekadar lewat TV Raudhah yang menyiarkan acara secara live. Penampilan keduanya begitu gagah dan tampan, dengan brewok yang terpangkas rapi. Amin yang kini berusia sekitar 22 tahun dan sang adik, Hafi setahun lebih muda, dirasa mampu mengobat kerinduan jamaah terhadap sang ayah yang wafat 2005 lalu.

Suasana begitu khidmat, haru, gembira dan syahdu manakala seluruh jamaah berdiri mahalul qiyam melantunkan syair shalawat Badar, yang bagi warga ahlu sunnah wal jamaah laksana menyambut kedatangan Rasulullah SAW. Badali bersaudara syahdu melantunkan shalawat Badar ini, didampingi para habaib, ulama, guru-guru agama, hingga tokoh Bupati Banjar KH Khalilurrahman, hingga mantan Gubernur Kalsel H Rudy Ariffin.

Selesai tahlil yang doanya dibacakan diantaranya oleh Guru Masdar, jamaah disuguhi nasi kotak, nasi bungkus berisi nasi samin dan lauk sapi masak karih. Banyak jamaah merasa gembira karena berkesempatan mengikuti haul yang mereka nilai penuh berkah ini. Jamaah pun lebih rapi ketika mengkuti arus balik. Panitia yang berkekuatan 7.300 an dibantu ratusan aparat kepolisian, tentara dan Dishub sudah mengatur arus dengan mendahulukan pejalan kaki selama kurang lebih sejam. Kemudian diikuti arus pemotor dan terakhir yang menggunakan roda empat. (Dicatat 2 April 2017)

51. Seorang Pengemis Tua dan Guru Sekumpul
Telah menceritakan kepadaku, Kasran di Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalteng. Ia merupakan saudara iparku, dan ia masih kerabat dengan Guru Bakhiet Barabai. Kasran mengisahkan: Pada suatu waktu di bawah tahun 1990, ketika saya kerapdiajak kakek saya (satu ulama berpengaruh di Barabai) ke Sekumpul, saya ikut dalam perjamuan di kediaman Guru Sekumpul.

Sejumlah habaib, ulama dan murid-murid beliau kala itu sedang bercengkrama di ruang tamu.Tiba-tiba terdengar salam dari pintu yang terbuka. Guru Sekumpul dan hadirin menyahut salam tersebut. Tampak seorang tua yang sekilas seperti seorang pengemis, namun hanya meminta minum. Beliau lantas menyuruh saya menyerahkan segelas air ke orang tua tersebut.
Kasran (kiri) bersama penulis

Begitu selesai meneguk air, orang tua itu mengucap alhamdulillah, dan menyerahkan lagi gelas yang masih ada banyak sisa airnya. Si orang tua mengucap terima kasih dan lalu mohon diri. Saya pun kembali ke tempat semula sambil meletakkan gelas tadi di depan saya. Lalu beliau menyuruh saya meminum air tadi. Saya pun meminumnya setegukan, sehingga masih ada sisanya.

Guru Sekumpul bersuara bahwa sesiapa yang mau meminum air bekas orang tua tadi dipersilakan. Namun, tampaknya semua hadirin tak beranjak. Entah lah, mungkin karena air tadi bekas orang tua yang tampaknya seperti pengemis. Guru Sekumpul sesaat kemudian lalu menyuruh saya untuk menghabiskannya. Karena hormat, saya pun meneguk kembali air itu hingga habis.

Sedikit menghela nafas, beliau lalu berbicara apakah hadirin ingin tahu siapa sebenarnya orang tua yang layaknya pengemis tadi. Hadirin pun yang sedari tadi seperti terhipnotis pun lalu mengaminkan ingin tahu siapa sebenarnya orang tersebut.

Beliau berkata bahwa orang tua yang meminta air seteguk itu adalah Nabi Khidr AS. Tanpa dikomando, banyak hadirin yang berebut mengisi air kembali di gelas tersebut. (Dicatat 28 Juni 2017)

52. Riba Menurut Guru Sekumpul
Dari salah satu rekaman pengajian Guru Sekumpul bisa saya simak bahwasanya riba itu haram, dan berdosa bagi yang melakukannya, termasuk pencatatnya, saksi, maupun yang mewakilinya. Dosa paling ringan bagai ia berzina dengan ibu kandungnya. Di akhir zaman, riba merata bahkan bagi siapa yang ndungnya. Di akhir zaman, riba merata bahkan bagi siapa yang berusaha menghindarinya pun menghindarinya pun terkena asapnya. Pelaku riba bakal tertolak amal shalat, baca Qur'an dan lainnya.

Makanya di Hadramaut orang lekas dapat ilmu laduni karena menghindari makan yang haram dan berusaha menyuburkan sedekah. Termasuk haram makanan yang dimakan ketika membelinya tidak pakai akad. Begitu juga perjalanan haram misal bila hendak naik ojek tak ada akad. Semua ini sudah merata di mana hukum Tuhan tidak lagi dipakai, maka wajar kalau krisis, kemaksiatan dan kemunkaran terjadi di mana-mana. Bila hukum Tuhan dirasa menyusahkan sama saja tak ridha kepada Tuhan. (Dicatat 11 Desember 2017)

53. 25 Maret Haul ke-13 Tuan Guru Sekumpul
MARTAPURA - Setelah melalui rapat para relawan yang juga diikuti imam Mushalla Ar Raudhah, Sekumpul, maka ditetapkan bahwa puncak Haul ke-13 Guru Sekumpul dilaksanakan pada Minggu (25/3/2018).

Sesuai informasi yang disampaikan relawan melalui medsos bahwa penetapan tanggal Haul ke-13 Guru Sekumpul sudah sesuai dengan hasil rapat Sabtu malam Minggu (27/1/2018) yang dilaksanakan di Mushalla Ar Raudhah SekumpuL yang dipimpin oleh Guru Sa'duddin (Imam Mushalla Ar Raudhah). Haul ke-13 Guru Sekumpul(KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani) akan dilaksanakan pada hari Minggu malam Senin (25/3/2018) bertepatan 7 Rajab 1439 H untuk umum (puncak haul).

Adapun rangkaian acara haul beliau dilaksanakan tiga kali berturut-turut. Pertama, pada tanggal 23 Maret 2018/5 Rajab 1439 H malam Sabtu bertempat di rumah Guru Sekumpul, waktunya sesudah shalat Isya. Acara ini khusus yang mendapat undangan. Adapun yang tidak dapat undangan bisa berhadir di Mushalla Ar Raudhah Sekumpul dan di halamannya.
Kedua, pada tanggal 24 Maret 2018/6 Rajab 1439 H malam Minggu bertempat di kubah Guru Sekumpul. Waktu sesudah shalat Isya. Acara ini khusus jamaah laki-laki saja. Ketiga, pada tanggal 25 Maret 2018/7 Rajab 1439 H bertempat di Mushalla Ar Raudhah Sekumpul. Waktunya sesudah shalat Maghrib. Acara untuk umum baik laki-laki dan perempuan. Ini adalah puncaknya Haul ke-13 Guru Sekumpul.

Guru Sa'duddin menjelaskan bahwa acara haul ini adalah sifatnya pemberitahuan, bukan undangan. Jadi siapapun yang terbuka hatinya untuk berhadir di acara haulan tersebut silakan berhadir berharap berkah dari Guru Sekumpul. Pemberitahuan ini sendiri akan diumumkan oleh Guru Sa'duddin di Mushalla Ar Raudhah Sekumpul setelah selesai majelis maulid malam Senin.

Relawan Sekumpul mempersilakan membagikan dan share pemberitahuan ini. "Semoga kita bisa berhadir di acara haul beliau yang ke-13 nanti. Mudah-mudahan kita semua yang behadir maupun yang tidak bisa berhadir karena berhalangan, semuanya dapat berkah dari beliau. Mudah-mudahan kita semua diampuni segala dosa dan kesalahan berkat beliau. Mudah-mudahan kita semua terkumpul di dalam surga bersama Rasulullah dan juga bersama almarhum Guru Sekumpul. Aamiin. Marhaban ahlan wa sahlan para pecinta almarhum Guru Sekumpul," tulis relawan. (Dicatat 30 Januari 2018)

54. Haul ke-13 Guru Sekumpul, Martapura Penuh Warna Hingga Kalahkan HUT Kemerdekaan
MARTAPURA - Menjelang Haul ke-13 Guru Sekumpul yang akan dilaksanakan secara terbuka pada Minggu (25/3/2018) ternyata membuat semua elemen masyarakat Martapura dan sekitarnya bahu-membahu mempersiapkan segala sesuatunya. Salah satunya dengan mempercantik lingkungan masing-masing dengan memasang umbul-umbul yang berwarna-warni. Alhasil, Kota Martapura begitu semarak dengan warna-warni.

Acil Iyah, seorang penjaga warung kopi di Pasar Sekumpul bahkan menyeletuk, kemeriahan warna warni umbul-umbul seolah-olah mengalahkan HUT Kemerdekaan RI. "Banyaknya umbul-umbul pada haul Guru Sekumpul ini sepertinya jauh mengalahkan kemeriahan umbul-umbul pada HUT Kemerdekaan," ujar wanita paruh baya ini kagum.

Dari pengamatan, Jalan Sekumpul yang merupakan jalur utama menuju Mushalla Ar-Raudhah tempat dilangsungkannya acara puncak haul, kiri kanan jalannya penuh umbul-umbul. Begitu juga jalan-jalan besar di Martapura, seperti di Jl Pendidikan, Jl Tanjung Rema, Jl Menteri Empat bahkan jalan protokol A Yani juga demikian.

Tak hanya itu, meski tergolong jalan kecil, jalan-jalan yang lebih mirip gang di dalam kota juga dipenuhi umbul-umbul. Jika orang pertama kali masuk Kota Martapura akan terkesan bahwa umbul-umbul yang puluhan ribu hingga ratusan ribu itu tak akan dipasang kecuali pada acara yang sangat penting.

Begitu juga spanduk-spanduk sebagai ucapan selamat datang bagi jamaah haul, bertebaran dengan rapi di hampir tiap kompleks, desa maupun kelurahan. Uniknya, spanduk-spanduk maupun umbul-umbul tadi hampir semuanya merupakan hasil swadaya masyarakatnya.

Sebulan terakhir memang kerap ditemui warga di setiap pelosok Martapura yang bergotong-royong membersihkan lingkungan, baik menebas rumput yang tinggi, merapikan dahan pohon, embersihkan selokan, hingga mengecor gang, atau jalan kecil sebagai ungkapan selamat datang warga kepada para jamaah yang tahun ini diperkirakan lebih dari 800 ribu.

Iyan, satu warga desa Bincau mengungkapkan, gotong-royong yang dilaksanakan warga itu merupakan swadaya, supaya para tamu haul bisa mengikuti acara haul dengan nyaman dan aman. "Mereka secara sukarela bergotong-royong, dan senang ikut terlibat menyukseskan acara haul," ucap Iyan. (Dicatat 17 Maret 2018)


55. Ustadz Somad Perkirakan 1,5 Juta Hadiri Haul ke-13 Guru Sekumpul
MARTAPURA - Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul yang puncaknya dilaksanakan Minggu (25/3/2018) nanti diperkirakan dibanjiri jamaah. Jika tahun sebelumnya, lebih dari 800 ribu jamaah, maka tahun ini ada yang memprediksi hingga 1,1 juta. Bahkan, Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam rekaman pengajian ada melontarkan perkiraan hingga 1,5 juta orang.

Menurut UAS, majelis haul tersebut merupakan yang terbesar dalam segi jumlah hadirin se-Asia Tenggara. Hal itu tentu bukan suatu yang kebetulan, dalam artian karena keilmuan dan akhlak Guru Sekumpul yang luar biasa sehingga dikagumidan dicintai jutaan orang.
Suasana Haul AGS 2018

Dari sumber di Sekumpul, untuk jumlah beras yang terdata saja, 4.500-an blek dan dapur umum yang juga resmi terdata mencapai 43 buah. Sementara untuk sapi, diperkirakan pihak Dinas Perkebunan dan Peternakan Banjar mencapai 75 ekor. Di mana setiap ekor sapi mampu menghasilkan daging rata-rata 70 kg. Jika berkaca pada perhelatan tahun sebelumnya, kemampuan semua dapur menyediakan lebih dari 600 ribu nasi samin kotak dan bungkus.

Tentu saja jumlah suguhan bagi tamu ini masih banyak, sebab dipastikan ada saja warga yang secara sukarela juga membuatkan nasi bungkus. "Mungkin karena tidak hendak diketahui, mereka dengan sukarela memasakkan dan membagi-bagikan nasi, roti atau apapun kepada jamaah, dengan berharap berkah dari acara haul ini," sebut Fauzan Asniah yang merupakan salah satu relawan.

Sementara Dondit Subekti, Kadis Perkebunan dan Peternakan Banjar mengatakan, pemeriksaan kesehatan hewan sapi yang akan dipotong di rumah pemotongan atau lokasi swadaya warga terus dipantau agar terjamin keamanannya dan kesehatannya.Semua pemotongan hewan, memasak nasi samin termasuk membagikannya nanti, dilakukan oleh para relawan yang diperkirakan berjumlah hampir 10 ribu orang. (Dicatat 17 Maret 2018)

56. Penginapan Massal Disiapkan bagi Ribuan Jamaah Haul ke-13 Guru Sekumpul
MARTAPURA - Jika perkiraan tidak meleset, maka hadirin dalam haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul antara 800 ribu, hingga 1,1 juta orang. Sebagian datang dari jauh atau luar Kalsel, sehingga diperlukan penginapan gratis yang setidaknya mampu meringankan beban ribuan jamaah.

Dari info yang beredar, seluruh penginapan di Martapura sudah habis dipesan puluhan ribu jamaah dari luar daerah. Panitia pun berinisiatif mengkoordinir relawan lainnya yang berkenan menyiapkan penginapan gratis. Meski bukan penginapan biasa, namun relawan berupaya membenahi sejumlah gedung, pertokoan bahkan stadion jadi tempat menginap yang lumayan untuk sekadar melepas penat jamaah.

Panitia haul sempat merilis 16 lokasi penginapan massal gratis yang total daya tampungnya lebih dari 3.000 jamaah. Di antara lokasi antara lain rumah H Aman di Gg Soewardi Sekumpul mampu menampun 80 jamaah. Kemudian Pintu Air Permai mampu menampung 30 orang. Ada juga di Tunggul Irang berkapasitas 600 namun sudah penuh pemesan dariKaltim. Juga STAI Darussalam di Jl Perwira menyiapkan bagi 100 tamu.

Pemkab Banjar tak mau kalah menyambut tamu, Kantor Disperindag Banjar di Tanjung Rema juga disulap jadi tempat menginap bagi 90 jamaah. Terbesar ada di Stadion Demang Lehman yang berjarak 2 km dari lokasi acara. Di stadion ini, panitia menyiapkan bagi 1.000 hadirin.

Meski demikian, para pribadi di Martapura yang tidak terdaftar di kepanitian, secara sukarela juga menyiapkan penginapan gratis bagi para hadirin yang kehabisan tempat menginap komersil. "Saya kebetulan punya kost-kostan yang masih baru belum disewakan. Sengaja dalam haulan ini juga memberi tempat bagi tamu lain yang tak kebagian tempat menginap. Ada 14 kamar, namun itu untuk tamu luar daerah yang masih ada kaitannya dengan kolega atau teman kita," ucap Yayan, warga Albasia.

Pendeknya, sebagian besar warga Martapura berusaha dengan kemampuan sewajarnya menyukseskan haulan Guru Sekumpul. Paritisipasi juga dilakukan oleh warga yang berjarak ratusan kilometer dari Martapura. Di Kandangan, HSS misalnya, relawan di sana juga menyiapkan lokasi beristirahat bagi peziarah yang kelelahan di jalan. Alun-alun Kota Kandangan disulap menjadi tempat rehat, termasuk layanan kesehatan. Padahal, Kandangan masih jauh dari Martapura.

Dari brosur yang beredar di medsos, rest area juga disiapkan relawan perbatasan Kaltim. Berhubung banyak jamaah dari Kaltim yang lewat darat sehingga relawan berinisiatif membuat lokasi peristirahatan di Kabupaten Paser, dengan harapan jamaah bisa fit menuju Martapura. (Dicatat 19 Maret 2018)

57. Jokowi Datang tak Datang, Haul ke-13 Guru Sekumpul Tetap Siap Dilaksanakan
MARTAPURA - Pihak panitia Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul mengakui ada rencana kedatangan Presiden Jokowi dalam haul, Minggu (25/3/2018) nanti. Meski begitu, datang atau tidak datang Jokowi, haul tetap dilaksanakan.

Bahkan, hampir dipastikan Jokowi mengikuti acara haul meski tidak ada undangan resmi dari panitia haul. "Memang ada seseorang yang meminta panitia mengundang secara resmi Presiden Jokowi, namun imam Mushalla Ar Raudhah menetapkan bahwa acara haul ini tidak mengundang orang secara khusus. Sebagaimana kebiasaan, tanggal pelaksanaan haul itu berisifat pemberitahuan, bukan undangan. Jadi siapapun silakan datang, tentu dengan ketentuan dan aturan dari panitia," ujar Abdel, seorang relawan.

Menurut Abdel, kalaupun presiden datang, diharapkan tidak menggunakan protokoler yang ketat dan berlebihan, sebab hal itu akan mengganggu jamaah maupun para ulama dan habaib. "Kita tau kalau secara protokoler, lokasi acara dua hari sebelumnya sudah harus steril. Ini kan tidak mungkin, sebab pasti ada saja jamaah dari jauh atau yang ingin mendapat tempat dalam mushalla, sudah bermalam di mushalla," akunya.

Sementara itu, Kadishub Banjar Aidil Basith mengatakan, dirinya menjadi salah satu pihak yang diundang Istana Kepresidenan berhadir di Jakarta, Selasa (20/3/2018). Ia mengakui, undangan itu terkait koordinasi rencana kedatangan Presiden Jokowi ke Kalsel, termasuk mengikuti acara haul.

Meski begitu, pihak panitia sejak lama sudah mewanti-wanti kepada para politisi agar tetap santun dan menjaga adab ketika menghadiri acara keagamaan di Sekumpul. Salah satunya adalah dilarang mengenakan atribut parpol. Hal itu guna memelihara kekhusyukan acara haul dan mencegah perpecahan di jamaah haul dan pecinta Guru Sekumpul. (Dicatat 20 Maret 2018)

58. Jamaah Haul ke-13 Guru Sekumpul Diharap Perhatikan Bagan Jalur Kedatangan
MARTAPURA - Guna ketertiban dan kelancaran arus kedatangan jamaah Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, maka panitia dan relawan telah membuat bagan jalur kedatangan jamaah. Hal ini diamksudkan guna menghindari kesemrawutan arus kendaraan yang membawa ratusan ribu jamaah.

Relawan, Abdel Rahman kepada pers mengatakan, ketimbang pelaksanaan haul sebelumnya, relawan bekerjasama dengan Polres Banjar dan Dishub Banjar berusaha merekayasa arus kedatangan kendaraan jamaah agar lebih rapi dan teratur. "Mulai malam Minggu atau Sabtu (24/3/2018) menjelang malam sudah tak diperbolehkan lagi kendaraan roda empat, memasuki area Sekumpul, mulai Simpang Empat Sekumpul, jembatan Tanjung Rema, dan Sekumpul Ujung. Dulu, ada titik-titik parkir di dalam kawasan Sekumpul. Nah, tahun ini, lokasi-lokasi itu kita butuhkan untuk shaf para jamaah. Praktis hanya Jl Pendidikan yang kita siapkan untuk jalur evakuasi jika ada hal darurat," tuturnya.

Begitu juga untuk jalur khusus VIP, bagi para ulama, habaib maupun pejabat pemerintahan disiapkan melalui Jl Pendidikan, tembus ke Jl Mawar dan Jl Purnama. "Pukul lima sore Minggu (25/3/2018) jalur itu diharap sudah klir," bebernya.

Ditambahkan Agus, relawan lainnya, jamaah yang datang dari arah Banjarmasin, Pelaihari, dan Kotabaru bisa memilih jalur sebagaimana sudah ditetapkan. "Jamaah bisa mengakses website www.arraudhah-sekumpul.com, di situ ada bagan jalur kedatangan," jelasnya.

Jamaah dari Kotabaru, Pelaihari dan Cempaka disarankan lewat Jl Mistar Cokrokusumo, belok kanan ke Kelapa Gading, Jl Jeruk dan terus ke jalan tol Sungai Ulin. Di sana akan dipandu relawan menempati lokasi parkir yang tersedia. Jamaah dari Banjarmasin yang melalui Jl A Yani terus ke Jl PM Noor, lalu Jl Budi Waluyo dan terus diarahkan ke lokasi parkir.

Bagi yang lewat Jl Panglima Batur Banjarbaru, menuju Jl Rahayu, ke Jl A Yani dan masuk ke Jl Menteri Empat menuju lokasi parkir di PPS Sekumpul. Sementara yang dari Sungai Tabuk, diarahkan ke Jl Kertak Baru, terus menuju Jl Albasia. Juga di Pekauman bisa ke Jl A Yani menuju lokasi parkir di CBS, Kompas, Sultan Adam dan sekitarnya.

Adapun yang dari Hulu Sungai, bisa langsung menuju Martapura melalui Pasar Papan, tembus P Abdurrahman. Selain itu, bisa juga melalui Jembatan Pingaran Ilir, Tambak Anyar Ulu, terus ke Bincau, hingga ke Indrasari menuju lokasi parkir. (Dicatat 21 Maret 2018)


Info Jadwal Kegiatan Haul Akbar ke-13 Abah Guru Sekumpul. 
1. Hari Jumat (malam Sabtu) tanggal 23 Maret 2018 ditujukan untuk undangan khusus bertempatdi rumah (samping Mushalla Ar Raudhah).Waktu setelah sholat isya.
2. Hari Sabtu (malam Minggu) tanggal 24 Maret 2018 ditujukan untuk umum bertempat di kubah.Waktu setelah shalat Isya.
3. Hari Minggu (malam Senin) tanggal 25 Maret 2018 ditujukan untuk umum bertempat di Mushalla Ar Raudhah. Waktu setelah shalat Maghrib.


59. Jamaah Haul ke-13 Guru Sekumpul Diharap Tetap Jaga Kebersihan Lingkungan
MARTAPURA - Kepada ratusan ribu jamaah yang akan datang ke acara Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, pihak Dinas LingkunganHidup (LH) Banjar mengimbau agar jamaah tetap memelihara kebersihan lingkungan acara dengan membuang sampah pada tempatnya.

Kadis LH Banjar, Boyke W Triestiyanto mengatakan, jamaah haul untuk tidak membuang sampah ke saluran irigasi dan sungai, karena memang peruntukan irigasi dan sungai itu bukan tempat membuang sampah, namun irigasi itu adalah untuk mengalirkan air kepada petani.
Tim kebersihan

Anak-anak berpartisipasi dalam kebersihan

“Mari kita berkaca pada aksi 212 bela Islam waktu di Monas Jakarta, di mana ribuan umat yang berkumpul aktif memungut sampah hingga lokasi tetap bersih," ingatnya.

Sementara Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Taman dan Limbah LH Banjar Riza Rusady menambahkan, menghadapi Haul ke-13 Guru Sekumpul, pihaknya akan mengerahkan semua armada sebanyak 30 truk sampah, 13 motor tosa dan 350 petugas kebersihan, untuk mengangkut sampah setelah usai acara. “Pengalaman tahun lalu, ada tiga titik pengumpulan sampah yakni Tanjung Rema, Guntung Alaban, dan Jl Pendidikan dan kini akan kita tambah di Pintu Air," paparnya.

Diakui Riza, sejak hari Senin kemarin sampah sudah mulai bertambah hingga hari ini, mengingat para tamu sudah mulai berdatangan. Alhasil, tak cukup hanya sebuah truk sebagaimana hari biasa. Ia memprediksi, upaya pembersihan sampah usai acara bakal memakan waktu lima hari. Pasukan kuning dikerahkan seluruhnya ditambah dengan para relawan. (Dicatat 23 Maret 2018)

60. Kapolda Kalsel Sumbang Sapi untuk Haul ke-13 Guru Sekumpul
MARTAPURA - Kapolda Kalsel Brigjen Pol Rachmat Mulyana menyerahkan bantuan sapi dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian guna perhelatan Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul di halaman Mushalla Ar Raudhah, Sekumpul, Martapura, Jumat (23/3/2018).

Bantuan dua ekor sapi yang sehat dan gemuk itu diterima langsung oleh imam Mushalla Ar Raudhah, Guru Sa'aduddin yang tampak begitu gembira dengan bantuan tersebut. Penyerahan yang dilakukan dengan penuh kehangatan dan keakraban itu disaksikan pula oleh Kapolres Banjar AKBP Takdir Mattanete dan Kapolres Banjarbaru AKBP Taruna Jaya dan sejumlah relawan dan warga Sekumpul.
Kapolda Kalsel Rachmat Mulyana

Guru Sa'aduddin terima bantuan sapi

"Bantuan ini dari Bapak Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga polda untuk menambah gairah jamaah dalam acara haul ini. Juga sebagai ungkapan rasa ingin ikut menyukseskan kegiatan ini," ungkap Brigjen Rachmat.

Disinggung kedatangan Presiden Jokowi, ia mengatakan bahwa kemungkinan itu ada dan pihaknya berusaha ikut mengamankan dan melancarkan gelaran haul. "Tak kurang dari 2.500 personil baik dari polres mayor (Banjar dan Banjarbaru) ditambah dari Brimob, Sabhara dan sebagainya yang akan kita tempatkan di jalur-jalur padat, juga kantong-kantong parkir," cetusnya.

Selain itu, kapolda berharap agar jamaah bisa tertib dan teratur mengikuti arahan petugas maupun relawan, sebab kemacetan sangat mungkin terjadi. "Untuk itu jamaah diharap bersabar sedikit, sambil akan kita arahkan agar pelaksanaan haul bisa tertib, aman dan lancar," harapnya.

Sementara itu, Guru Sa'aduddin mengatakan terima kasih atas bantuan Kapolri dan Polda Kalsel, dengan harapan semoga semuanya menjadi keberkahan bagi seluruh jamaah maupun petugas serta relawan. Ia mengakui ada kabar bahwa Presiden RI, Kapolri dan Panglima TNI juga akan menghadiri acara haul. (Dicatat 23 Maret 2018)

61. Mobil Water Canon Dijadikan Fasilitas Wudhu bagi Jamaah Haul ke-13 Guru Sekumpul
MARTAPURA - Acara Haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau akrab disapa dengan sebutan Guru Sekumpul sudah semakin dekat. Puncak acara siap digelar pada 25 Maret 2018 setelah sholat Maghrib. Diperkirakan jamaah kaum muslimin dan muslimah yang hadir mencapai jutaan orang. Sebagaimana yang disampaikan Kapolres Banjar AKBP Takdir Mattanete SH MH saat pelaksanaan apel gelar pasukan pengamanan Haul Guru Sekumpul ke-13 di Mako Brimob, Kamis (22/3/2018) kemarin.

"Haul pada tahun ini diperkirakan jemaah mencapai jutaan orang, lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya," ucap AKBP Takdir Mattanete atau akrab disapa Nette Boy itu. Kapolres juga menyampaikan bahwa pada pengamanan tahun ini, pihaknya bakal menyediakan 8 unit armada water cannon untuk suplai air wudhu jamaah. "Kami menyiapkan 8 unit AWC untuk mempermudah jemaah berwudhu yang akan ditempat pada titik-titik jauh air guna mengantisipasi membludaknya jemaah," jelas Nette Boy.

Untuk diketahui, dalam pelaksanaan pengamanan Haul Guru Sekumpul ke-13 tahun 2018 ini, pihak kepolisian mengerahkan 2.500 personil, terdiri dari personil Polres Banjar, Kodim 1006 Martapura, Dishub, Satpol PP, Dinkes dan Relawan serta BKO dari Polda Kalsel, Brimob, Polres Banjarbaru, Polresta Banjarmasin, Polres Batola, Polres Tala dan Polres Tapin. Belum termasuk 10 ribu relawan sipil. (Dicatat 23 Maret 2018)


62. Kedatangan Jokowi di Haul ke-13 Guru Sekumpul Membuat Perdebatan
MARTAPURA - Pada Haul ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul ada pro dan kontra soal kedatangan Presiden Jokowi, karena pengamanan oleh paspampres dikhawatirkan akan membuat sebagian jamaah merasa tidak nyaman. Sejumlah postingan di medsos bahkan mempertanyakan pintu detector yang dipajang di jalan utama masuk Mushalla Ar Raudhah. Selain itu, mobil panser berisi belasan tentara bersenjata lengkap juga mengundang pro dan kontra jamaah.

Dari pengamatan, postingan yang cukup kritis disampaikan akun Ilmi Fadillah. Ia mempertanyakan apakah memang diperlukan pengamanan yang demikian. Memang ada beragam tanggapan, namun kebanyakan menyayangkan. Misal Iemach Zahwa Rantau mengatakan, "Sedih ih mliat, walau kd bisa berhadir kesana tahun in , tahun tdhey rasa kdd nang keni... mudhn buhan tuan rumh / tutuha d sna bisa mengatasi nya, seharus nya pa presiden dtng seperti jamaah biasa saja, kacian jamaah nang niat hndk k'lingkungan langgat ar raudah merasa tak tenang."

Guru Khalil dan Presiden Jokowi pantau persiapan 


Kemudian Balya Al Munawarah menulis, "takut amat tuh presiden mati, biyar di jaga tentara sebanyak buih dilautan kalau detik itu,menit itu,jam itu dan hari itu sudah allah tetapkan kematianya. mau apa lagi." Ayman Ramadhan juga mengatakan, "Ummaaayy...jgn ky itu pank..kita ni murni jamaah guru sekumpul." Abunawas Udin menambahkan, "bah haulan guru maka salang kayatu astagfirullah.. mun takutan kd b pengaman kada usah tulak." Ishar Supriadi bahkan menimpali, "Mengalihi wara...."

Abu Hanif Budi menulis, "Panitia akhirnya tunduk juga...Kapolres martapura pun tdk bisa menolak krn tugas negara....miris banar....cukup tahun besok dia memimpin krn rakyat sdh banyak yg pintar...."

Meski begitu, ada juga beberapa yang tetap tidak terpengaruh meski akan ada pengamanan ketat saat haulan. Misal Jamilah Milah mengatakan, "Kira kira kdd png niatan jkowi kytu ...bhn aparat ny hnya mnjlnkn tugas negara biar presiden kta nmr 7 ne rasa tnng dlm beribdah."

Fauzan Asniah satu relawan mengakui kalau sebelumnya ada musyawarah yang melibatkan pihak Sekumpul dengan TNI, Polri terkait rencana kedatangan Presiden Jokowi. Diterangkan aparat bahwa kemungkinan adanya pintu detector memang sudah prosedur tetap pengamanan presiden.

"Sempat saya sampaikan bahwa hal itu yang membuat sebagian jamaah tidak nyaman. Berkaca pada pengalaman shalat Idul Adha beberapa tahun lalu di Masjid Agung Al Karomah, banyak jamaah yang terpaksa telat shalat karena harus melalui pemeriksaan. Yang saya jadi sedih, ada jamaah yang mungkin karena kesal sampai melontarkan kalimat yang kurang pantas," ucapnya. (Dicatat 24 Maret 2018)

63. Haul ke-13 Guru Sekumpul Dihadiri Lebih Sejuta Jamaah
MARTAPURA - Haul akbar ke-13 Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul dihadiri lebih sejuta hadirin. Berjejalnya kaum muslimin Minggu (25/3/2018) itu sebagai tanda mahabbah kepada waliyullah pewaris Nabi Muhammad SAW. Bahkan, seorang Kyai Fuad asal Yogyakarta mengistilahkan Guru Sekumpul sebagai mazhar atau prototipe-nya Rasulullah SAW.

"Kawan saya Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) itu, seorang kyai yang kalau kita sebutkan Rasulullah dan juga Abah Guru Sekumpul, beliau akan takzim. Padahal, dia terkenal agak 'nakal' atau sedikit nyentrik meski dengan ulama sepuh," kata Kyai Fuad yang merasa senang bisa kembali hadir di Martapura dengan membawa sejumlah santrinya. Dari pengamatan, shalat maghrib berjamaah terlaksana dengan khusyuk. Jamaah yang ada di area terbuka tetap tak beranjak meski gerimis. Imam shalat Guru Sa'aduddin memperpendek wirid karena tahu akan situasi yang diwarnai hujan.
Badali bersaudara di depan Presiden Jokowi dan jemaah



Pas menjelang pembacaan maulid hujan cukup lebat, sehingga sebagian besar jamaah memilih tempat yang teduh, meski lokasi beratap sudah sesak, namun jamaah masih tertib terkendali. Acara maulid habsyi seperti biasa dipimpin bersama oleh kedua putra Guru Sekumpul, yakni Muhammad Amin Badali (23) dan Ahmad Hafi Badali (22). Posisi Jokowi tepat di seberang Badali bersaudara. Ia didampingi Kapolri Jendral Tito Karnavian, Panglima TNI, juga Gubernur Sahbirin.

Usai maulidan, acara tahlil dipimpin oleh Guru Masdar. Dzikir nasyid menambah kekhusyukan jamaah. Usai shalat isya berjamaah yang diimami Guru Saaduddin di mihrab mushalla, rangkaian acara haul selesai. Sebelumnya,  pukul 17.51 Wita Jokowi tiba di gerbang kubah dan menuju mushalla. Rupanya jalan yang dilalui ialah Jl Pendidikan ke Guntung Alaban dan AZ. Orang nomor satu di pemerintahan Indonesia mengenakan jas warna biru kopiah hitam dan mengenakan sarung.

Jokowi sempat bersalaman dengan beberapa jamaah, kemudian disambut Bupati Banjar H Khalilurrahman, imam mushalla Guru Sa'aduddin dan sejumlah ulama. Sebelum maghrib jamaah sama-sama membaca wirid sore.

Sesudah dzuhur jalan Sekumpul sudah sangat sesak. Kantong-kantong parkir pun perlahan-lahan terisi. Warga yang berbaik hati tampak membagi-bagikan makanan ringan maupun minuman gratis kepada jamaah. Sebagian ada pula yang rebutan karena sangat ingin melepas lapar atau dahaga. Namun sepanjang jalan maupun di posko relawan sudah menyiapkan minuman kemasan, juga lokasi wudhu yang memudahkan jamaah.

Uniknya, ada komunitas Para Pecinta Abah Guru Sekumpul (PPAGS) yang dikoordinir Jali atau Bang Jali mengadakan angkutan gratis bagi tamu yang jauh hampir dari seluruh Indonesia. "Ada tamu dari Tambilahan Riau masih zuriat Guru Idham. Juga dari Yogya dan lain-lain. Ada 15 mobil dan 15 ojek. Ini langkah rintisan semoga ke depan jadi lebih baik dan ramai," harapnya.

Relawan di dalam regol harus menerapkan kebijakan buka tutup pagar, demi ketertiban di area Mushalla Ar Raudhah. Sedikit demi sedikit, shaf di dalam regol terisi penuh. Pada pukul 15.00 Wita dilakukan buka pagar. Desak-desakan terjadi namun dengan kesabaran relawan tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Sementara jalur VIP buat jalur habaib, ulama dan pejabat disiapkan di AZ Guntung Alaban, kemudian langsung menuju gerbang kubah Syaikh Muhammad Zaini atau Guru Sekumpul. Pada pukul 15.15 pintu regol kembali dibuka relawan dan untungnya tidak sampai rebutan.
Shalat ashar tampak beda dari tahun sebelumnya. Sang imam, posisinya mengambil di tepi regol makam, tidak lagi di paimaman mushalla. Ini sangat positif sehingga jamaah yang ada di area jalan ke kubah bisa ikut serta menjadi makmum. Pengalaman sebelumnya ribuan jamaah yang ada di area kubah mesti berimam sendiri terpisah dari shalat jamaah di mushalla.

Selepas ashar diputarkan ulang ceramah Guru Sekumpul terkait ruh ruh yang saling cocok dan ruh-ruh yang tak bersesuaian. Menurut beliau, suami istri bisa terpisah karena boleh jadi ruh mereka memang tidak cocok. Beliau meneruskan bahwa orang yang mau bemimpi ketemu Nabi Muhammad karena orang itu cocok ruhnya dengan nabi. Guru Sekumpul nenyarankan agar membaca kitab karangan orang saleh sebagai teman menjalani hidup. Sebab bisa saja semua orang hingga keluarga menjauh, maka agar jangan stres lebih baik membaca kitab. (Dicatat 25 Maret 2018)
 
(Adi Permana)

Komentar