MARTAPURA - Audit kasus stunting diharapkan dapat menggali beberapa faktor risiko stunting yang terjadi di Kabupaten Banjar dan diberikan intervensi yang tepat agar terjadi perbaikan status gizi secara signifikan.
Harapan tersebut disampaikan Wakil Bupati Banjar sekaligus sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Banjar Habib Idrus Al-Habsyi saat membuka Diseminasi Audit Kasus Stunting 1 Kabupaten Banjar tahun 2024, di Hotel Grand Qin, Banjarbaru Jumat (16/8/2024) pagi.
Habib Idrus mengatakan, intervensi/rencana tindak lanjut yang diberikan haruslah kolaborasi antar sektor sehingga terjadi intervensi yang bersifat holistik dan menyeluruh.
“Walaupun sasaran audit kasus stunting ini hanya dilakukan pada beberapa desa/kelurahan, namun dapat menjadi rekomendasi intervensi yang dapat diterapkan oleh desa/kelurahan lain yang memiliki permasalahan serupa,” katanya.
Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Nyigit Wudi Amini menambahkan, angka stunting di Kabupaten Banjar masih tinggi tapi dengan Audit Kasus Stunting (AKS) ini diharapkan bisa turun signifikan.
“Melalui AKS dapat diketahui penyebab kasus stunting secara mendetail, seperti sanitasi, ekonomi dan pola asuh yang tidak benar sehingga dapat diketahui aspek yang paling mempengaruhinya,” tambah Nyigit.
Sementara itu Kepala Dinsos P3AP2KB Banjar Dian Marliana menjelaskan, Diseminasi Audit Kasus Stunting 1 (AKS 1) ini adalah tahapan ketiga setelah menentukan lokus sasaran baduta, calon pengantin, ibu hamil dan ibu pasca salin.
“Kemudian kertas kerja yang telah diisi oleh tim pakar dipaparkan pada hari ini, hasil dari pengisian tersebut terhadap sasaran AKS 1,” jelasnya.
Dian menyebut lokus pada AKS 1 ada 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Martapura, Martapura Barat, Astambul dan Karang Intan, dan setelah Diseminasi AKS 1 ini nantinya akan dilakukan monitoring.
“AKS 1 dilakukan agar tidak terjadi lagi kasus serupa seperti pola asuh yang salah agar tidak terulang lagi di kecamatan lain,” harap Dian.
Ia mengungkapkan setelah intervensi serentak pada semua kecamatan beberapa waktu lalu, angka stunting di Kabupaten Banjar turun menjadi 23 persen dari angka stunting berdasarkan SSGI sebesar 30,1 persen.
Peserta diseminasi AKS 1 ini dari TPPS Kabupaten Banjar, camat wilayah sasaran AKS 1, kepala puskesmas, tim pendamping keluarga, koordinator penyuluh KB, tim pakar AKS dan stakeholder terkait. (banjarkab)
Komentar