DIKISAHKAN Ustadz Hafidz Ilmi yang memperoleh kisah dari guru-gurunnya. "Guru saya mengisahkan, adapun kisahnya kurang lebih begini," ujar Ustadz Ilmi, usai Maulidan di Musholla Ziyadatul Khair, Bincau, Martapura, baru-baru tadi.
Pada suatu kesempatan Abah Guru Sekumpul sedang bercengkrama dengan murid-murid utama beliau. Abah Guru Sekumpul menawarkan apakah para murid ingin berjumpa dan bersalaman dengan Nabi Khidr AS.
Tentu saja para murid utama itu, mengiyakan. Sebab, Nabi Khidr AS memang sangat terkenal dalam Al Qur'an dan merupakan salah satu tokoh sentral dalam kajian ilmu tasawuf maupun dalam kalangan sufi.
Singkat cerita, Abah Guru Sekumpul lalu mempersilakan para murid menyalaminya. Dan memang aneh bin ajaib, jemari Abah Guru Sekumpul seperti tiada bertulang dan siapa pun yang menggenggam akan merasa kelembutan dan kehalusan jemari beliau.
Sejumlah murid, saking takjubnya, ingin berlama-lama menjabat dan mencium wangi tangan itu. Mereka sama berpikir, bahwa jemari Nabi Khidr memang sedang zahir pada Abah Guru Sekumpul.
Bahkan, sebagian lagi meyakini, Nabi Khidr AS sejatinya meliputi Abah Guru Sekumpul. Karena bergiliran, Abah Guru Sekumpul minta para murid tak usah berlama-lama menjabat, sebab kondisi itu tidak berlaku lama di saat itu.
Dalam ilmu tasawuf, memang ada istilah seorang mursyid sedang datang hal, atau suatu kondisi bisa dikatakan bahwasannya Abah Guru Sekumpul sedang mengalami fana fi Nabi. Abah Guru Sekumpul lebur dirinya sebagai Nabi Khidr AS. Wallahu a'lam.
Komentar