Satu Warga Banjar Dimakamkan dengan Prosedur Covid-19 di Martapura


Ilustrasi

MARTAPURA - Satu warga asal Kertak Hanyar yang meninggal, dimakamkan secara prosedur penanganan Covid-19 di salah satu pemakaman di Martapura, Minggu (12/4/2020) malam. Prosesi hanya dihadiri petugas berpakaian lengkap alat pelindung diri (APD) dan dikawal sejumlah aparat keamanan. Hal ini diakui juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Banjar, dr Diauddin dari Comman Center Barokah, Martapura, Senin (13/4/2020).


"Ini hanya sekadar untuk berjaga-jaga saja. Warga yang meninggal itu awalnya memang sering cuci darah, dan kemudian mengalami sesak nafas dan akhirnya meninggal. Dari rapid test memang reaktif ada indikasi Corona, namun ini belum bisa dipastikan bahwa yang meninggal positif Corona, karena kita masih menunggu hasil lab. Swab tenggorokan sudah kita ambil dan masih menunggu hasilnya," terang Diauddin.

Diakui memang ada sedikit protes dari keluarga almarhum, namun petugas kesehatan dan aparat tidak ingin mengambil risiko, sehingga terpaksa dilakukan prosedur penanganan standar (SOP) kepada pasien tersebut.

Selain itu, angka orang dalam pemantauan (ODP) 89 memang semakin berkurang, berkait dengan bandara sepi dan orang yang datang makin sedikit. Orang yang selesai menjalani karantina mandiri ada 114. Positif masih empat, tiga dirawat di rumah sakit rujukan (RSUD Ulin Banjarmasin) dan seorang lagi menjalani isolasi mandiri. "Dua orang positif Corona kondisinya masih memakai alat bantu karena masih sesak, sisanya cukup stabil," paparnya.

Diauddin mengabarkan bahwa pihaknya bakal menerima bantuan dari provinsi sebanyak 250 APD, kemudian obat anti virus Corona yang jumlahnya sedikit hanya 20 tablet. "Mudah-mudahan bantuan cepat datang dan obat anti virus bisa ditambah," tukasnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan rapid test terhadap 13 warga yang berasal dari cluster Ijtima Ulama Asia di Gowa Sulses. "Mereka minta datanya tidak dibeberkan dan siap mengikuti rapid test secara sukarela. Tinggal yang lain. Semoga langkah teman-temannya ini yang sudah sukarela ikut tes, bisa juga diikuti yang lain," harapnya.

Ketua DPRD Banjar M Rofiqi kembali menegaskan bahwa aparat keamanan bisa melakukan penindakan tegas bagi provokator yang menjadi otak sehingga ada kerumunan massa. "Sebab kalau tidak ditindak tegas, kita khawatir imbauan pemerintah semakin tidak diindahkan," bebernya.

Senada, Dandim 1006 Martapura Letkol Siswo Budiarto mengatakan bahwa untuk memberikan kepastian kepada masyarakat memang seyogyianya, provokator yang terkesan menyepelekan imbauan pemerintah dan MUI untuk ditindak, meski terlebih dahulu tentu sudah dilakukan pendekatan preventif.

Komentar